Interaksi Obat Anti Parkinson



1.      Levodopa + Antasid
Antasid tidak berinteraksi secara signifikan dengan levodopa, walaupun ada beberapa kejadian ada beberapa kejadian bahwa antacid mengurangi bioavailabilitas levodopa.
Mekanisme :
Usus halus merupakan tempat absorpsi yang utama untuk levodopa dan penundaan pengosongan lambung dapat menyebabkan kadar levodopa dalam plasma rendah, hal ini disebabkan karena levodopa dapat dimetabolisme di dalam pencernaan.
                    
2.      Levodopa + Antikolinergik
Antikolinergik sangat luas penggunaannya dengan levodopa. Antikolinergik dapat mengurangi penyerapan levodopa sehingga dapat mengurangi efek sampai tingkat tertentu.
Mekanisme :
Usus halus merupakan tempat absorpsi yang utama untuk levodopa, antikolinergik dapat menyebabkan penundaan pengosongan lambung sehingga dapat menyebabkan rendahnya kadar levodopa dalam plasma karena metabolism di mukosa lambung menjadi lebih lambat.

3.      Levodopa + Antiemetik (Metoklopramid)
Metoklopramid dapat meningkatkan efek dari levodopa
Mekanisme :
Metoklopramid merupakan antagonis dopamine yang dapat menyebabkan gangguan extrapiramidal (gejala Parkinson). Pada sisi lain metoklopramid merangsang pengosongan lambung yang dapat meningkatkan bioavaibilitas levodopa.

4.      Levodopa + Antipsikosis (Phenotiazin & Butirofenon)
Phenotiazin (eg. Chlorpromazin) dan Butirofenon (eg.Haloperidol) memblok reseptor dopamine di otak dan mempengaruhi pengembangan extrapiramidal (gejala Parkinson)


5.      Levodopa + Baclofen
Menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan (halusinasi, bingung, sakit kepala, mual) dan memeperburuk gejala Parkinson.

6.      Levodopa + Benzodiazepin
Menyebabkan efek terapeutik levodopa berkurang karena penggunaan bersama dengan chlordiazepoxid, diazepam atau nitrazepam

7.      Levodopa dengan anastetik
Anestetik : meningkatkan potensi aritmia, jika levodopa diberikan bersamaan dengan cairan anestetik umum yang diuapkan (inhalasi)

8.      Levodopa dengan anti depresan
Resiko terjadi krisis hipertensi jika levodopa diberikan bersamaan dengan penghambat MAO, meningkatkan resiko efek smping jika levodopa diberikan bersama dengan moklobemid

9.      Levodopa dengan piridoksin
Dapat menurunkan jumlah levodopa yang melewati sawar otak.
Mekanisme : Dalam jumlah yang kecil (lebih dari 5 mg) piridoksin sudah dapat meningkatkan dekarboksilasi levodopa di perifer, akibatnya levodopa yang mencapai jaringan otak berkurang

10.  Amantadin + Cotrimoxazol
Dapat meningkatkan kekacauan mental akut pada pasien usia lanjut, namun bersifat reversible

11.  Amantadin + Quinin & Qunidin
Pada kadar 200 mg quinine atau quinidin dapat mengurangi metabolisme amantadin berturut-turut sebanyak 36 %.

12.  Amantadin + Thiazid
Menyebabkan ataksia (kehilangan keseimbangan tubuh), gelisah dan halusinasi berkembang tidak lebih.

13.  Bromokriptin + Antibiotik Makrolide
Menghambat metabolism bromokriptin oleh hati sehingga ekskresinya menurun dan konsentrasinya tinggi dalam serum darah

14.  Levodopa + Entacapone
Entacapone meningkatkan kadar plasma  dan bioavailabilitas levodopa, sehingga meningkatkan efek terapi pada pasien penyakit Parkinson. Akan tetapi peningkatan ini disertai dengan meningkatnya efek samping levodopa (contoh: diskinesia), sehingga disarankan bahwa saat mulai digunakan entacapone, dosis levodopa sebaiknya dikurangi sekitar 10 sampai 30% (termasuk pada hari atau minggu pertama pemakaian) untuk menghindari potensi terjadinya efek samping tersebut.

15.  Levodopa + Fluoxetine
Penggunaan fluoxetine untuk mengobati depresi yang terkait dengan penyakit parkinson umumnya bermanfaat bagi pasien yang diterapi dengan levodopa untuk mengobati penyakit tersebut. Meskipun demikian, terkadang gejala parkinsonian justru semakin memburuk. Gejala ekstrapiramidal jarang terjadi namun diduga gejala tersebut merupakan efek samping fluoxetine.

Urgensitas dan menejemen
Walaupun memiliki bukti terbatas, namun tampaknya pada beberapa kasus, parkinsonisme dapat diperparah oleh fluoxetine.  Suatu penelitian menemukan bahwa kombinasi yang digunakan dapat ditoleransi oleh 12 dari 14 orang percobaan, sehingga disimpulkan bahwa interaksi hanya terjadi pada beberapa penderita, akan tetapi belum diketahui tipe pasien yang seperti apakah yang dapat menimbulkan terjadinya interaksi tersebut. Penggunaan bersama secara berkelanjutan dapat memberikan keuntungan dan tidak perlu dihindari, hanya saja perlu dilakukan monitoring hasil, dan apabila diperlukan pemakaian fluoxetine dapat dihentikan.


16.  Levodopa + Isoniazid
Tidak terdapat bukti bahwa isoniazid dapat menurunkan efek levodopa pada penderita Parkinson. Dilaporkan pula bahwa penggunaan isoniazid bersama dengan levodopa dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, takikardi, flushing dan tremor pada pasien.

Mekanisme
Studi metabolisme pada pasien mengindikasikan bahwa isoniazid menghambat dopa-dekarboksilase (walaupun mungkin dapat disebabkan oleh mekanisme lainnya). Kasus mengenai hipertensi dan takikardi belum diketahui, meskipun demikian diasumsikan bahwa hal tersebut disebabkan oleh efek inhibisi monoamine oksidase yang lemah oleh metabolit isoniazid.

17.  Levodopa + Metildopa
Metildopa dapat meningkatkan efek levodopa sehingga perlu dilakukan penurunan dosis pada beberapa pasien, akan tetapi di sisi lain hal ini dapat pula menyebabkan terjadinya diskinesia  yang semakin buruk. Dapat pula terjadi efek peningkatan hipotensi yang kecil.

Bukti klinis
a.       Efek pada respon levodopa
Studi silang acak-ganda (double-blind crossover study) pada 10 pasien dengan penyakit Parkinson yang telah menggunakan levodopa selama 12 sampai 40 tahun menunjukkan bahwa dosis harian optimum levodopa diturunkan menjadi 68% apabila digunakan metildopa dengan dosis tertinggi pada penelitian ini (1920 mg per hari), dan menjadi 50% dengan metildopa 800 mg per hari.
Laporan lain menjelaskan penurunan dosis levodopa  terjadi sampai lebih dari 30% dan 70% selama pengobatan bersama metildopa. Laporan lain menyatakan bahwa terapi penyakit Parkinson pada beberapa pasien meningkat selama penggunaan bersama metildopa, akan tetapi di sisi lain dapat memperburuk diskinesia. Metildopa itu sendiri dapat menyebabkan sindrome mirip-parkinson reversibel.

b.      Efek terhadap respons metildopa
Penelitian pada 18 pasien Parkinsosn menunjukkan bahwa kombinasi levodopa dan metildopa dapat menurunkan tekanan darah. Dosis yang digunakan tidak mempengaruhi tekanan sistolik apabila digunakan sendiri. Dosis harian2,5 g levodopa dengan metildopa 500 mg dapat menyebabkan penurunan tekanan darah hingga 12/6 mmHg. Tidak tampak terjadinya perubahan pada kontrol  levodopa, akan tetapi studi tersebut hanya dilakukan selama beberapa hari.

Mekanisme
(a)    Satu teori menyatakan bahwa levodopa menghambat enzim pendestruksi levodopa  di luar otak sehingga lebih banyak levodopa bebas yang dapat memberikan efek terapi.
(b)   Peningkatan hipotensi dapat disebabkan oleh efek aditif  kedua obat.

Urgensitas dan menejemen
Penggunaan bersama kedua obat tidak perlu dihentikan akan tetapi perlu dimonitoring dengan baik. Penggunaan metildopa  diikuti dengan penurunan dosis levodopa (antara 30 dan 70%) dan dapat meningkatkan kontrol pada penyakit Parkinson, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa pada beberapa pasien diskinesia dapat semakin memburuk.

18.  Levodopa + Mirtazapine
Suatu laporan menjelaskan mengenai psikosis serius yang disebabkan oleh interanksi antara levodopa dan mirtazapine. Hal tersebut terjadi dikarenakan psikosis yang diinduksi dopamine dicetuskan oleh efek aditif mirtazapine pada levodopa.

19.  Levodopa atau Whole broad beans + Monoamin oksidase inhibitor (MAOI)
Reaksi hipertensi yang cepat, serius dan mengancam jiwa dapat terjadi pada pasien pengguna MAOI non selektif ireversibel apabila diberikan levodopa atau apabila mereka memakan whole broad beans yang mengandung dopa pada cangkang atau kulitnya. Diragukan adanya interaksi yang terjadi antara sediaan levodopa  yang mengandung carbidopa atau benserazide (Sinemet, Madopar). Tidak terjadi reaksi hipertensi serius yang dilaporkan telah terjadi pada penggunaan MAO-A inhibitor selektif seperti moclobemide, dan interaksi akut yang serius pada penggunaan selegiline, MAO-B inhibitor selektif.

(a)    Levodopa + MAOI non-selektif, ireversibel
Pasien yang setiap hari mengkonsumsi phenelzine selama 10 hari diberikan 50 mg levodopa secara peroral. Hanya dalam waktu beberapa jam menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan darah dari 135/90 menjadi sekitar 190/130 mmHg, dan walaupun dengan penyuntikan 5 mg phentolamine secara iv, tekanan darah meningkat sampai 200/135 mmHg sebelum akhirnya turun kembali setelah penyuntikan 4 mg phentolamine berikutnya. Hari berikutnya percobaan dilanjutkan dengan pemberian 25 mg levodopa, akan  tetap tampak terjadinya peningkatan tekanan darah. Tiga minggu setelah penghentian phenelzine, pemberian levodopa sampai 500 mg tidak memberikan efek hipertensi.
Kasus hipertensi akut yang serupa biasa disertai dengan flushing, throbbing, dan pounding pada kepala, leher, dada dan sakit kepala ringan dilaporkan terjadi pada penggunaan levodopa bersama dengan pargyline, nialamide, tranylcypromine, phenelzine dan isocarboxazid.

(b)   Whole broad beans + MAOI non-selektif, ireversibel
Reaksi seperti hipertensi dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan MAOI non-selektif, ireversibel yang juga mengkonsumsi whole broad beans (Vicia alba) atau polong utuh yang masih berkulit, karena pada kulitnya mengandung dopa akan tetapi tidak pada polongnya. Termasuk di dalam interaksi ini adalah pargyline dan phenelzine.

(c)    Levodopa + MAO-A inhibitor selektif (Moclobamide)
Sebuah penelitian pada 12 orang sehat yang diberikan dosis tunggal Madopar (levodopa + benserazide) dengan 200 mg moclobemide dua kali sehari melaporkan bahwa objek percobaan menderita mual, muntah dan peningkatan dizziness, akan tetapi reaksi peningkatan tekanan darah yang signifikan tidak terlihat.

(d)   Levodopa + MAO-B inhibitor selektif (Selegiline)
Kombinasi levoopa dan seleginine telah digunakan secara luas. Tidak terjadi reaksi hipertensi yang serius pada penggunaan MAOI non-selektif. Tidak ada interaksi farmakokinetik yang dilaporkan, dan interaksi serius jarang terjadi. Beberapa penelitian melaporkan efek kombinasi yang menguntungkan pada kombinasi tersebut, akan tetapi dikatakan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan mortalitas. Retensi urinasi juga diasosiasikan pada penggunaan kombinasi obat ini.

Mekanisme
Keseluruhan levodopa dikonversi secara enzimatis di dalam tubuh, pertama menjadi dopamine, dan kemudian menjadi noradrenalin (norepinefrin), keduanya akan dirusak oleh monoamine oksidase. Akan tetapi dengan adanya MAOI efek penghancuran tersebut dapat terhambat, sehingga kadar plasma dopamine dan noradreanalin akan meningkat. Bagaimana tepatnya hal tersebut dapat meningkatkan tekanan darah secara tajam belum jelas, akan tetapi baik dopamine maupun noradrenalin akan secara langsung menstimulus reseptor alfa pada sistem kardiovaskular
           
Urgensitas dan menejemen
Interaksi antara MAOI non-selektif ireversibel dengan levodopa atau whole broad beans termasuk sarius dan membahayakan jiwa. Pasien sebaiknya tidak diberikan levodopa selama pengobatan dengan MAOI tersebut, maupun setelah 2 sampai 3 minggu pasca penghentian obat tersebut.
Tidak terjadi interaksi akut yang tidak diinginkan pada penggunaan bersama antara levodopa dan moclobemide, akan tetapi beberapa efek samping akan tetap terjadi.
Tidak terjadi interaksi akut yang tidak diinginkan pada penggunaan bersama antara levodopa dan seleginine, akan tetapi dikatakan bahwa dengan penambahan seleginine dapat dilakuka penurunan dosis levodopa (disarankan sekitar 30%).

20.  Levodopa + Papaverin
Bukti Klinis :
(a)    Penurunan efek levodopa
Seorang wanita dengan parkinsonisme diterapi menggunakan levodopa (yang selanjutnya dilakukan penambahan carbidopa), mulai menunjukkan parkinsonisme yang semakin memburuk dalam satu minggu saat diberikan 100 mg papaverin setiap hari untuk mengobati insufisiensi pembuluh serebral.  Kondisi tersebut tetap tampak bahkan setelah penghentian papaverin. Respons normal terhadap levodopa kembali pulih setelah satu minggu. Empat pasien lainnya juga menunjukkan respons serupa.

(b)   Efek levodopa tetap
Sebuah studi acak ganda  (double blind crossover) dilakukan pada 9 pasien parkinsonisme yang diobati menggunakan levodopa (antara 100 sampai 750 mg per hari) dan inhibitor dopa-dekarboksilase. Dua di antaranya juga manggunkan bromocriptine 40 mg per hari dan triheksilphenidyl (benzhexol) 15 mg per hari.

Mekanisme
Papaverin memblok reseptor dopamine pada otak, sehingga menghambat efek levodopa. Selain itu papaverim memiliki aktivitas mirip-reserpin pada vesikel di neuron adrenergik (yang dapat menurunkan simpanan katekolamin).

21.  Levodopa + Penicillamine
Penicillamine dapat meningkatkan kadar plasma levodopa pada beberapa pasien. Hal ini dapat meningkatkan terapi pada parkinsonisme, akan tetapi ROTD levodopa juga dapat meningkat.

Bukti Klinis, mekanisme, urgensitas dan menejemen.
Pasien parkison mengalami peningkatan kadar plasma levodopa sebesar 60% setelah pemberian 600 mg penicillamin per hari. Hal ini menyebabkan meningkatnya terapi akan tetapi diikuti pula oleh diskinesia. Diperhatikan bahwa pasien perlahan-lahan mengalami penurunan kadar tembaga (copper) dan ceruloplasmin plasma. Hal ini disebabkan karena terjadinya efek kelasi tembaga oleh penicillamine. Penicillamine dapat ,mempengaruhi farmakokinetik levodopa.

Bukti Klinis, mekanisme, urgensitas dan menejemen
Seorang pasien (yang sangat sensitif terhadap levodopa) ditemukan bahwa pasien tersebut dapat mencegah pergerakan involunter dari lidah, leher dan lengan yang disebabkan oleh levodopa (125 mg). Pasien tersebut dapat menekan efek samping levodopa dengan menggunakan fenilbutazon. Fenilbutazon juga menurunakan efek terapi dari levodopa.

Efek terapi levodopa dikurangi atau dihilangkan dengan adanya fenitoin.
Bukti Klinis, mekanisme, urgensitas dan menejemen
Suatu studi pada pasien yang menggunakan levodopa 630 hingga 4600 mg, ditemukan bahwa jika dilakukan pemberian bersama dengan fenitoin (dosis 500 mg per hari selama 5 sampai 19 hari) maka dapat menghilangkan efek dyskinesia, tetapi efek menguntungakan dari levodopa untuk penyakit parkinson juga berkurang atau hilang

Efek levodopa berkurang atau hilang pada penggunaan bersama dengan piridoksin tetapi interaksi ini tidak terjadi jika levodopa diberikan bersama dengan carbidopa atau benserazide (misal :. Sinemet, Madopar).

Bukti Klinis
(a) Levodopa
Suatu studi pada 25 pasien yang diobati dengan levodopa menunjukkan bahwa jika mereka diberikan piridoksin dosis tinggi (750 hingga 1000 mg per hari),efek levodopa benar-benar hilang dalam 3 sampai 4 hari, dan beberapa penurunan efek dalam 24 jam. Dosis harian 50 hingga 100 mg piridoksin juga mengurangi atau menghilangkan efek dari levodopa, dan peningkatkan tanda dan gejala parkinson terjadi 8 dari 10 pasien yang menggunakan 5 sampai 10
(b) Levodopa/carbidopa
 Studi pada 15 pasien kronik Parkinson dengan levodopa ditemukan bahwa jika diberikan  
 dosis tunggal 250-mg dosis levodopasecara oral, pemberian piridoksin 50 mg 
 menyebabkan puncal level oplasma menurun hingga mencapai 70%. Pemberian 50 mg
 dengan levodopa 250 mg mempotensiasi level puncak plasma dopa menjadi
 1300 nanograms/ml.

Mekanisme

Konversi levodopa menjadi dopamine di dalam tubuh membutuhkan adanya pyridoxal-5-phosphate (berasal dari pyridoxine) seagai kofaktor.jika konsumsi piridoksin tinggi, maka metabolisme perifer levodopa di luar otak meningkat sehingga hanya sedikit yang dapat masuk ke dalam susunan saraf pusat. Pyridoksin juga dapat menyebabkan metabolisme levodopa dengan Schiff-base formation. Adanya inhibitor dopa-decarboxylase seperti carbidopa atau benserazide, metabolisme perifer levodopa diturunkan dan levodopa dapat masuk ke susunan saraf pusat dalam jumlah yang lebih besar.

Efek levodopa diantagonis dengan penggunaan alkaloid rauwolfia seperti reserpine.
Bukti Klinis, mekanisme, urgensitas dan menejemen
Reserpine dan alkaloid rauwolfia lain menurunkan miniamin di dalam otak, termasuk dopamine, sehingga menurunkan efeknya. Hal ini dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan parkinson, dan dapat mengantagonis efek dari levodopa.

Level plasma carbidopa diturunkan dengan penggunaan spiramycin, oleh karena itu dapat menurunkan efek terapeutiknya.

Bukti Klinis

Observasi pada pasien Parkinson yang menggunakan levodopa/carbidopa (Sinemet) menjadi sedikit tidak terkontrol jika diberikan bersama dengan spiramisin. Studi dilanjutkan pada 7 orang sehat yang diberikan 250 mg levodopa dengan 25 mg carbidopa. Setelah menggunakan spiramisin 1 g dua kali sehari selama 3 hari, AUC dari levodopa turun 57%, sementara level maksimum plasma turun dari 2162 menjadi 1680 nanograms/ml (tidak signifikan). Kerelativan ioavailabilitas levodopa hanya 43%.

Mekanisme
Spiramycin menurunkan absorpsi carbidopa, dengan membentuk kompleks yang tidak dapat diabsorpsi di dalam usus atau dengan meningkatkan transit di dalam usus. Sehingga carbidopa yang diabsorpsi tidak mencukupi, sehingga efek levodopa turun.

Urgensitas dan menejemen
Informasi sangatlah terbatas, tetapi terdapat interaksi obat dan penting secara klinis. Jjka spiramycin diberikan, maka antisipasi diperlukan untuk meningkatkan dosis levodopa/carbidopa (hingga dua kali dosis biasa). Hal ini tidak diketahui apakah antibakteri makrolida lain memiliki efek yang sama, atau apakah spiramycin berefek pada sediaan levodopa/benserazide.

Semakin memburuknya parkinson pada pasien yang diberikan tacrin. Efek levodopa diantagonis ketika dosis takrin meningkat

Bukti Klinis
Parkinson ringan pada wanita tua yang juga menderita Alzheimer semakin memburuk, terjadi tremor yang parah, stiffness dan disfungsi gait (cara berjalan) dalam waktu 2 minggu saat meningkatkan dosis takrin dari 10 mg menjadi 20 mg empat kali sehari.

Mekanisme

Parkinsson disebabkan karena ketidakseimbangan antara dua neurotransmiter (dopamine and acetylcholine) di dalam basal ganglia otak. Tacrine (antikolinesterase sentral) meningkatkan jumlah asetilkolin di dalam otak, yang dapat menyebabkan eksaserbasi gejala parkinson.





Terjadi efek hipertensif ketika imipramine atau amitriptyline digunakan bersama dengan Sinemet.

Bukti Klinis
Adanya hipertensi (tekanan darah 210/110 mmHg) yang berhubungan dengan agitasi, tremor dan rigidity terjadi pada wanita uang menggunakan 6 tablet of Sinemet (levodopa 100 mg + 10 mg carbidopa) per hari, kemudian hari berikutnya pasien tersebut menggunakan imipramin 25 mg tiga kali sehari. Saat penggunakan imipramin dihentikan, pasien tersebut kembali pada keadaan nornal setelah 24 jam. Reaksi serupa terjadi lagi saat pasien tersebut meminum 25 mg amitriptyline tiga kali sehari. Reaksi hipertensif yang mirip (meningkat dari 190/110 menjadi 270/140 mmHg) terjadi dalam waktu 34 jam pada pasien lain yang mengkonsumsi amitriptyline 20 mg pada malam ketika diberikan setengah tablet Sinemet dan 10 mg metoclopramide tiga kali sehari.

Mekanisme
Tidak diketahui. Usus halus merupakan tempat absorpsi utama dari levodopa. Menunda efek pengosongan lambung yang dapat disebabkan oleh antikolinergik, nampak adanya penurunan lebel plasma levodopa, karena mukosa lambung memetabolisme levodopa.

29.  Lisuride + berbagai macam obat
Eritromisin dan makanan dapat bereaksi secara klinik dengan lisuride. Antagonis dopamine dapat diperkirakan mengurangi efek dari lisuride, dan lisuride dapat memperburuk efek dari obat-obt psikotropik.

Bukti Klinis
Terhadap 12 orang sehat, lisuride dengan dosis 200 mcg secara oral atau 50 mcg secara iv diberikan 30 menit setelah penggunaan eritromisin (dosis tidak diketahui) sehari 2 kali selama empat hari. Lalu pada 30 orang sehat lainnya diberikan 200 mcg lisuride secara oral dalam keadaaan puasa atau terdapat makanan. Maka dapat terlihat eritromisin dan makanan dapat merubah farmakokinetik dan farmakokinetik dari lisuride.
Lisuride merupakan agonis dopamine, maka obat-obat antagonis dopamine seperti haloperidol, sulpirirde dan metoklopramid dapat melemahkan efek obat-obat psikotropik.

30.  Piribedil + Clonidine
Clonidine dapat dilaporkan, bahwa efeknya melawan efek yang dihasilkan dari piribedil.
           
Berdasarkan pengamatan pada 5 pasien yang mengkonsumsi piribedil bersamaan dengan clonidine (1,5 mg perhari untuk 10-24 hari) dapat memperburuk proses Parkinson. Maka, penggunaan obat antikolinergik dapat mengurangi dengan efek dari interaksi tersebut.

31.  Pramipexole + berbagai macam obat
Cimetidine, Probenecid dan amantadine dapat mengurangi clearance pramipexole dari dalam tubuh. Pramipexole tidak diharapkan berinteraksi dengan obat-antikolinergik, levodopa (pengurangan dosis mungkin diperlukan) atau selegine, tetapi penggunaannya harus diperhatikan jika obat tersebut dikombinasikan dengan obat antipsikotik.

Berdasarkan pengamatan terhadap 12 orang sehat, ditemukan cimetidine (multiple dose) mengurangi clearance dari pramipexole dengan dosis 250 mcg (single dose) sebesar 35 % dan meningkatkan waktu paruh sebesar 40 %. Amantadine dan cimetidine, keduanya dieliminasi oleh rute tersebut ( contoh melalui renal kationik sistem transport sekresi), maka tingkat ekskresi kedua obat tersebut berkurang.

Probenecid (multiple dose) diberikan kepada 12 orang sehat dapat mengurangi clearance pramipexole sebesar 10, 3%. Dapat disimpulkan bahwa hendaknya pengurangan dosis pramipexole dipertimbangkan ketika amantadin atau cimetidine diberikan secara bersamaan dengan pramipexole.

Meskipun tidak ada interaksi farmakokinetik diantara pramipexole dan levodopa, pramipexole merubah aksi levodopa , maka penurunan dosis levodopa seiring dengan penaikan dosis pramipexole. Penggunaan secara bersamaan dengan  obat-obat antipsikoti, harus dapat dihindari, sebab sebagian besar aksi antagonis dopamine akan mengantagonis efek pramipexole, agonis dopamine.

Meskipun tidak terdapat interraksi farmakokinetik pramipexol dengan levodopa, tetapi jika pada penggunaan Pramipexole dengan dosis tinggi, maka levodopa dosisnya harus ditambah.
Aksi Antagonis dopamine dapat akan mengantagonis atau menghambat efek dari pramipexole, antagonis dopamine.

32.  Ropinirole + berbagai macam obat
Oestrogen dapat mengurangi clearancero pinerole. Cimetidin, Ciproploxacin, fluvoxamin dapat meningkatkan efek ropinerole, dan dopamine antagonis seperti metoklopramid dan sulpiride mengurangi efek ropinerole.
Ropinirole merupakan agonis dopamine, jadi obat antipsikotik dan obat-obat lain yang bertindak pada reseptor sentral dopamine antagonis (sulpiride dan metoclopramide), harus dihindari karena dapat mengurangi keefektifan ropinerole.
Ropinirol dan levodopa tidak memiliki interaksi farmakokinetik pada kondisi steady-state. Meskipun demikian, maka disarankan mengurangi dosis levodopa sekitar 20%. Oestrogen  yang digunakan dalam Hormonal Replacement Therapy (HRT) dapat mengurangi clearance ropinirole.
Berdasarkan pengamatan secara invitro menunjukkan sitokrom P45o dengan isoenzim CYP1A2 yang sebagian besar bertanggung jawab terhadap metabolisme ropinerole, dengan CYP3A yang mempunyai sedikit peranan dalam metabolisme ropinirol. Adanya interaksi dengan obat-obat yang merangsang atau menghambat CYP1A2.
Penggunaan bersama dengan obat-obat seperti cimetidin, ciprofloxacin dan fluvoxamine dapat miningkatkan efek ropinirenol, maka jika digunakan bersamaan dosis ropinerol hendaknya dikurangi.

33.  Selegine + Antidepressant
Beberapa kasus sindrom serotonin dan kerusakan serius pada SSP telah terlihat pada penggunaan selegiline dan trisiklik antidepresan atau SSRI­ S .
v  SSRIS
a.       Citalopram
Pengamatan dilakukan secara acak terhadap 18 orang , dimana tidak menunjukkan adanya interaksi farmakodinamik dan farmakokinetik pada penggunaan bersama citalopram dan selegiline. Pemberian 20 mg citalopram sekali dalam sehari  untuk pemakaian 10 hari dimana 4 hari citalopram digunakan bersama selegiline dengan pemberian dosis 10 mg sekali sehari. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya perubahan, teteapi bioavaibilitas selegiline sedikit berkurang sekitar 30% dengan adanya citalopram. Tetapi dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi klinik yang terjadi diantara selegiline dan citalopram.

v  Antidepresan Tetrasiklik
Pada seseorang yang sedang menggunakan selegiline, levodopa/carbidopa, lisuride, maprotiline, teofilin, efedrin menyebabkan hipertensi (tekanan darah 300/150 mg), vasokonstriksi, bingung, nyeri perut, berkeringat dan takikardi (110 bpm) meningkatkan dosis teofilin dan efedrin. Semua obat tersebut diberhentikan penggunaannya, dan pasien diberikan nicardipin secara iv. Orang tersebut sembuh dalam waktu yang singkat. Dapat diperkirakan hal tersebut adalah ‘pseudophaeochromocytoma’ yang disebabkan oleh selegiline/maprotilen/interaksi efedrin.

v  Antidepresan Trisiklik
Pada tahun 1989 dan 1994 FDA menerima 16 laporan mengenai interaksi selegiline dan antidepresan trisiklik, yang berhubungan dengan adanya sindrom serotonin. Oleh karena ini pihak Amerika menetapkan bahwa penggunaan bersama selegiline dengan antidepresan trisiklik harus dihindari.
Salah satu penelitian menyatakan pada 4568 pasien yang menggunakan selegiline dan antidpresan (termasuk trisiklik) hanya ditemukan 11 orang (0,24%) yang mengalami sindrom serotonin dan 2 orang (0,04%) yang mengalami gejala yang serius.
Penelitian lainnya yang dirancang untuk mengevaluasi toleransi dan efikasi dari kombinasi selegiline dan antidepresan trisiklik yang diidentifikasi dari 28 pasien yang menggunakan kedua obat tersebut. Berdasarkan pengamatan, 17 pasien sudah pasti menerima kebaikan/manfaat dan 6 pasien lainnya kemungkian menerima kebaikan/manfaat dari kombinasi kedua obat tersebut.
Sedangkan pada penelitian lainnya yaitu pada 25 angka kejadian pada penggunaan kombinasi selegiline-trisiklik tidak ditemukan adanya kasus serotonin sindrom.


v  Antidepresan lainnya
a.       Trazodone
Berdasarkan pengamatan pada pasien dengan penyakit Parkinson dengan selegiline 5-10 mg perhari (dan obat antiparkinson lainnya seperti levodopa/carbidopa, bromocriptin, amantadin, pergolide antikolinergik) menyebutkan bahwa penambahan tazadone 25 sampai 150 mg perhari menyebabkan tidak adanya efek samping dan pasien menunjukkan bahwa adanya manfaat dari kombinasi tersebut, termasuk peningkatan gejala-gejala parkinson
b.      Venlafaxine
Seseorang dengan peningkatan sindrom serotonin 15 hari setelah memberhentikn penggunaan selegiline 50 mg (perhari)dan selama 30 menit pada awal penggunaan venlafaxine 37,5 mg.

34.  Selegiline + Cocain
Cocain dan selegiline tidak berinteraksi secara langsung
Berdasarkan pengamatan terhadap 5 orang yang diberikan cocaine dengan dosis 0,20 dan 40 mg, lalu satu jam kemudian diberikan selegiline dengan dosis 10 mg secara oral. Maka, Coccaine akan meningkatkan denyut jantung,tekanan darah, diameter pupil dan euphoria. Bagaimanapun, pemberian selegiline mengurangi diameter pupil, tetapi tidak merubah dilatasi pupil atu efek lainnya yang ditimbulkan setelah pemberian cocaine. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedua obat tersebut aman jika digunakan secara bersamaan dan tidak menguatkan efek cocaine.


0 comments:

Post a Comment