Penatalaksanaan Abortus



Abortus imminens
Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:
a.    Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).
b.    Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.
c.    Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-otot rahim (misal gestanon).
d.   Dilarang coitus sampai 2 minggu.
Abortus incipiens
Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien:
a.  Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam sebnayak 6 kali.
b.  Mengurangi nyeri dengan sedativa.
c.   Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.
Abortus incompletus
Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.
Abortus febrilis
a.     Pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan banyak sekali.
b.    Diberi atobiotika.
c.     Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.
Missed abortion
a.     Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah perdarahan dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian janin dipastikan, segera beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose.
b.     Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.
Penyulit Abortus
a.       Perdarahan hebat.
b.       Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan.
c.       Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
d.      Shock bakteri karen atoxin.
e.       Perforasi saat curetage
Konsep Asuhan Keperawatan Ibu dengan Abortus
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut:
a.      Tidak enak badan.
b.      Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.
c.      Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
d.     Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau perdarahan terus-menerus.
e.      Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai ke punggung dan pinggang.
f.       Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
g.      Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah banyak.
h.      Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
i.        Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.
j.        Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan suhu meningkat.
Pemeriksaan Penunjang:
a.       Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada kasus abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri hebat pada pasien.
b.       Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut keluar pada pemeriksaan.
c.       Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
d.      Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih berlangsung.
e.       Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi janin.
f.        Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.


0 comments:

Post a Comment