Bermacam-macam nama kata dipergunakan untuk nama al-Qur’an, ada yang megatakan, bahwa nama al-Qur’an itu asalanya terambil dari perkataan “ qoer “ yang diartikan “ pengumpul” . setengah ahli tafsir mengatakan bahwa perkataan “ qur’an “ itu tidak terambil dari kata “qoer”, tetapi dari nama pekerjaan “qara’a” (membaca), sehingga perkataan “ Qur’an” itu dapat diartikan “bacaan “.
Nama yang lain untuk al-Qur’an ialah:
1. Al- Furqan, pemisah antara hak dan bathal,
2. Al- Kitab, buku suci.
3. Adz- Dzikr, peringatan tentang kebahagiaan manusia,
4. Al- Mau’izhah, pelajaran,
5. Al- Huda, petunjuk
6. At- Tanzil, wahyu,
7. Ar- Rahmah, ampunan,
8. Ar- Rukh, semangat,
9. Al- Burhan, alas an,
10. Al- Qayyim, pengawal,
11. Al- Muhaimin, penjaga,
12. An- Nur, cahaya,
13. Al- Hak, kebenaran,
14. Hablullah, tali Tuhan,
15. Al- Mubin, kenyataan dan lain sebagainya”
Islam mengatakan bahwa al-Qur’an, adalah kalam Allah diturunkan kepada Nabi Saw melalui malaikat Jibril. al-Qur’an ini juga dipandang sebagai keagungan (majid) dan penjelasan (mubin). Kemudian juga seringkali disebut pula petunjuk (hidayah) dan buku (kitab).
Namun nama lain yang banyak dipergunakan untuk menyebut al-Qur’an adalah buku (kitab) dan al-Qur’an. al-Qur’an berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia dunia dan bahagia di akhirat kelak.
Jika tidak ada sesuatu yang luput dari catatan kitab (al-Qur’an) ini maka berarti al-Qur’an berisi petunjuk segala sesuatu yang dengan jelas diyatakan dalam surah an-Nahl ayat 89 yang berbunyi :
tPöqtur ß]yèö7tR Îû Èe@ä. 7p¨Bé& #´Îgx© OÎgøn=tæ ô`ÏiB öNÍkŦàÿRr& ( $uZø¤Å_ur Î/ #´Íky 4n?tã ÏäIwàs¯»yd 4 $uZø9¨tRur øn=tã |=»tGÅ3ø9$# $YZ»uö;Ï? Èe@ä3Ïj9 &äóÓx« Yèdur ZpyJômuur 3uô³ç0ur tûüÏJÎ=ó¡ßJù=Ï9 ÇÑÒÈ
Artinya :
(dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Dalam tafsir Al-Maraghi mengatakan bahwa eksistensi pandangan al-Qur’an mengacu kepada kehidupan di dunia yang porsinya sama dengan kehidupan akhirat kelak yang memang tidak mungkin akan dapat dingkari keberadaannya”
Nama yang lain untuk al-Qur’an ialah:
1. Al- Furqan, pemisah antara hak dan bathal,
2. Al- Kitab, buku suci.
3. Adz- Dzikr, peringatan tentang kebahagiaan manusia,
4. Al- Mau’izhah, pelajaran,
5. Al- Huda, petunjuk
6. At- Tanzil, wahyu,
7. Ar- Rahmah, ampunan,
8. Ar- Rukh, semangat,
9. Al- Burhan, alas an,
10. Al- Qayyim, pengawal,
11. Al- Muhaimin, penjaga,
12. An- Nur, cahaya,
13. Al- Hak, kebenaran,
14. Hablullah, tali Tuhan,
15. Al- Mubin, kenyataan dan lain sebagainya”
Islam mengatakan bahwa al-Qur’an, adalah kalam Allah diturunkan kepada Nabi Saw melalui malaikat Jibril. al-Qur’an ini juga dipandang sebagai keagungan (majid) dan penjelasan (mubin). Kemudian juga seringkali disebut pula petunjuk (hidayah) dan buku (kitab).
Namun nama lain yang banyak dipergunakan untuk menyebut al-Qur’an adalah buku (kitab) dan al-Qur’an. al-Qur’an berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia dunia dan bahagia di akhirat kelak.
Jika tidak ada sesuatu yang luput dari catatan kitab (al-Qur’an) ini maka berarti al-Qur’an berisi petunjuk segala sesuatu yang dengan jelas diyatakan dalam surah an-Nahl ayat 89 yang berbunyi :
tPöqtur ß]yèö7tR Îû Èe@ä. 7p¨Bé& #´Îgx© OÎgøn=tæ ô`ÏiB öNÍkŦàÿRr& ( $uZø¤Å_ur Î/ #´Íky 4n?tã ÏäIwàs¯»yd 4 $uZø9¨tRur øn=tã |=»tGÅ3ø9$# $YZ»uö;Ï? Èe@ä3Ïj9 &äóÓx« Yèdur ZpyJômuur 3uô³ç0ur tûüÏJÎ=ó¡ßJù=Ï9 ÇÑÒÈ
Artinya :
(dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Dalam tafsir Al-Maraghi mengatakan bahwa eksistensi pandangan al-Qur’an mengacu kepada kehidupan di dunia yang porsinya sama dengan kehidupan akhirat kelak yang memang tidak mungkin akan dapat dingkari keberadaannya”
Sementara itu banyak manusia yang meragukan adanya aspek edukatif di dalam al-Qur’an. Mereka meragukan kaitannya antara al-Qur’an dengan pendidikan. Dalam mengulangi kritisme ini, maka banyak istilah-istilah yang diciptakan, sebagaimana fakta menyatakan, bahwa nama-nama yang telah dikenal yang diberikan kepada pesan wahyu yang disebut dengan al-Qur’an dan kitab.
Al-qur’an berasal dari kata qara’a ( قرأ ) yang berarti maembaca maka al-Qur’an berarti yang dibaca.”
Membaca al-Qur’an yang dilakukan pada saat-saat menunaikan shalat sehari semalam merupakan kewajiban (fardlu) atas setiap orang muslim. Hal ini menjelaskan bahwa hal tersebut telah mencakup ajaran Islam agar berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan. Semua menjelaskan proses belajar mengajar ini berlaku semenjak awal kehadiran Islam.
Al-Qur’an memberikan pandangan yang mengacu kepada kehidupan di dunia ini, maka azas-azas dasarnya harus memberi petunjuk kepada pendidikan Islam. Seseorang tidak mungkin mampu berbicara tentang pendidikan Islam bila tanpa mengambil al-Qur’an sebagai satu-satunya rujukan.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai salah satu rahmad yang tak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta mengamalkannya, bukan itu saja, tetapi juga al-Qur’an itu adalah kitab suci yang paling pengahabisan diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumya. Karena itu, setiap orang yang mempunyai al-Qur’an akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya dan memahaminya serta pula untuk mengamalkannya dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta.
Setiap mukmin yakin bahwa membaca al-Qur’an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci Ilahi, al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi mukmin, baik dikala senang maupun susah, dikala gembira ataupun dikala sedih, malahan membaca al-Qur’an bukan saja menjadi amal ibadah, tetapi juga menjadi obat penawar bagi orang yang gelisah jiwanya sebagaimana firman Allah dalam surah al-Isra’ ayat 82 yang berbunyi :
ãAÍit\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 wur ßÌt tûüÏJÎ=»©à9$# wÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ
Artinya :
“Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmad bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.”
Berdasarkan ayat tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa mempelajari al-Qur’an sangat penting bagi setiap muslim. Mempelajari yang dimaksudkan tidak hanya pandai membaca saja, namun diharapkan dapat membaca dengan baik berdasarkan ilmu tajwid, mampu memahami makna yang terkandung di dalam al-Qur’an sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kandungan yang ada dalam al-Qur’an meliputi segala hal sebagaimana difirmankan Allah di dalam surah al-An’am ayat 38 yaitu
$¨B $uZôÛ§sù Îû É=»tGÅ3ø9$# `ÏB &äóÓx« 4
Artinya : “Tidak kami luputkan dalam kitab itu segala sesuatu”
Oleh karena itu, melagukan al-Qur’an denga suara yang bagus, adalah disunatkan, asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca sebagaimana yang telah di tetapkan dalam ilmu qiraat dan tajwid. Setiap mukmin yang mempelajari al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan tanggung jawab ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belaja dan mengajarkannya adalah kewajiban yang suci lagi mulia.
Jadi belajar al-Qur’an itu hendaklah dari semenjak kecil, sebaiknya dari umur 5 atau 6 tahun, sebab umur 7 tahun sudah disuruh mengerjakan sembahyang, bila sudah berumur 7 tahun dan pukullah (marahilah) bila dia tidak mengerjakan sembahyang kalau sudah berumur 10 tahun. Menjadikan anak-anak dapat belajar al-Qur’an mulia dari semenjak kecil itu, adalah kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya tdak pandai membaca al-Qur’an. Pada tingkat pertama, yaitu tingkat mempelajari bacaan al-Qur’an dengan baik, hendaknya sudah merata dilaksanakan. Sehingga tidak ada lagi oang yang buta huruf al-Qur’an dikalangan masyarakat umumnya dan anak didik/siswa generasi penerus Islam khususnya. Di tiap-tiap rumah tangga orang Islam hendaknya diaktifkan benar-bena pemberantasan buta huruf al-Qur’an sehingga setiap muslim yang menjadi keluarga rumah tangga itu sudah pandai semuanya membaca al-Qur’an dengan baik. Batas untuk mempelajari al-Qur’an itu hanya bila seseorang sudah diantar ke ubang kubur.
Jadi tidak ada alasan untuk tidak mempelajarinya, misalnya saja karena tua, karena sudah dewasa, dan sebagainya. Dalam tingkatan pertama sekedar pandai membaca al-Qur’an dengan baik, hal ini berlaku bagi anak-anak, orang dewasa maupun orang tua, pria ataupun wanita, semuanya berkewajiban untuk mempelajarinya.
Tingkat yang kedua, yaitu mempelajari arti dan maksud yang terkandung di dalamnya, dengan demikian, al-Qur’an itu betul-betul menjadi pelajaran, petunjuk dan peraturan bagi setiap muslim dalam mencapai kebahagiaan hidup yang diridhoi Allah. Untuk itulah terjemahannya disusun, diterbitkan oleh pemerintah, dengan maksud agar dapat dipelajari secara merata.
0 comments:
Post a Comment