Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi
spasme otot bronkus, penyumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus.
Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisioiogis saluran napas
menyempit pada fase tersebut. Hal ini menyebabkan udara distal tempat
terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya terjadi
peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional (KRF), dan pasien akan
bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total (KPT). Keadaan
hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas
berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot bantu
napas.
Gangguan yang berupa obstruksi saluran napas
dapat dinilai secara obyektif dengan VEP1 (Volume Ekspirasi Paksa
detik pertama) atau APE (Arus Puncak Ekspirasi), sedang penurunan
KVP (Kapasitas Vital
Paksa) menggambarkan derajat
hiperinflasi paru. Penyempitan
saluran napas dapat terjadi, baik pada saluran napas besar, sedang maupun
kecil. Gejala mengi (wheezing) menandakan adanya penyempitan disaluran napas
besar, sedangkan penyempitan pada saluran napas kecil gejala batuk dan sesak
lebih dominan dibanding mengi.
Perubahan fungsi paru pada kehamilan meliputi 20%
karena peningkatan kebutuhan oksigen dan metabolisme ibu, 40% peningkatan
ventilasi semenit dan peningkatan tidal volume.3 Terdapat sejumlah
perubahan fisiologik dan struktural terhadap fungsi paru selama kehamilan.
Hiperemia, hipersekresi dan edema mukosa dan saluran pernapasan merupakan
akibat dari meningkatnya kadar estrogen. Pada uterus gravid terjadi peningkatan
ukuran lingkar perut, diafragma meninggi, dan semakin dalamnya sudut
antar kosta. Wanita hamil mengalami peningkatan tidal volume, volume residu,
serta kapasitas residu fungsional, penurunan volume balik ekspirasi, sementara
kapasitas vital tidak berubah. Hiperventilasi alveolar terjadi bila PCO2
menurun dari 34-40 mmHg menjadi 27-34
mmHg, yang biasanya terlihat pada umur kehamilan 12 minggu. Seperti yang
diperkirakan, frekuensi terjadinya serangan eksaserbasi asma puncaknya pada
umur kehamilan sekitar enam bulan, gejala yang berat biasanya terjadi antara
umur kehamilan 24 minggu - 36 minggu.2
Jelasnya patofisiologi asma adalah sebagai berikut:
- Kontraksi otot pada saluran napas
meningkatkan resistensi jalan napas
- Peningkatan sekresi mukosa dan obstruksi
saluran napas
- Hiperinflasi paru dengan peningkatan volume
residu
- Hiperaktivitas bronkial, yang
diakibatkan oleh histamin, prostaglandin dan leukotrin.
Degranulasi sel mast menyebabkan terjadinya asma dengan cara pelepasan
mediator kimia, yang memicu peningkatan resistensi jalan napas dan spasme
bronkus. Pada kasus kehamilan alkalosis respiratori tidak bisa dipertahankan
diawal berkurangnya ventilasi, dan terjadilah asidosis. Akibat perubahan nilai
gas darah arteri pada kehamilan (penurunan PCO2 dan peningkatan pH).
Pasien dengan perubahan nilai gas darah arteri secara signifikan merupakan
faktor risiko terjadinya hipoksemia maternal, hipoksia janin yang
berkelanjutan. dan gagal napas.
0 comments:
Post a Comment