Bioppsi ginjal adalah mengambil sedikit jaringah—ginjal Tujuan tindakan ini untuk nengetahui patologi-anatomi (PA) dari: jaringan ginjal. Indikasi tindakan inik untuk pasien dengan penyakit ginjal seperti sindrom nefrotik atau karsinoma ginjal.
Persiapan pasien:
Dilakukan pemeriksaan laboratorium Betas lengkap terutama fungsi ginjal, yaitu VCT, urine lengkap, masa protrombin (masa pembekuan dan masa perdarahan) dan dash lengkap dan BNO/lVP
Tiga hari sebelum dilakukan biopsi pasien diberi vitamin K tablet atau suntikan vitamin K selama 3 hari,berturut-turut.
Ureteritis
Ureteritis adalah peradangan pada ureter. Gangguan ini terjadi karena adanya infeksi baik pada ginjal maupun kandung kemih. Patofisiologi. Infeksi di ginjal (pielonefritis) menjadi ureteritis selanjutnya menjadi sistitis (akibat infeksi desendens) atau sebaliknya. Aliran urine dari ginjal ke buli-buli dapat terganggu karena timbulnya fibrosis pada dinding ureter, menyebabkan striktur dan hidronefrosis, selanjutnya ginjal menjadi rusak, juga mengganggu peristaltik ureter.
Sistitis
Sistitis adalah peradangan pada vesika urinaria dan sering ditemui. Infeksi ini terjadi karena E. coli (banyak ditemukan pada perempuan), infeksi ginjal, dan hipertrofi prostat karena adanya urine sisa. Sistitis primer adalah radang buli-buli yang terjadi karena adanya penyakit atau gangguan antara lain batu buli-buli, divertikal buli-buli, hipertrofi prostat, atau striktura uretra. Sistitis sekunder adalah gejala sistitis timbul sebagai akibat dari penyakit pada sistem lain.
Sistitis akut menunjukkan tanda dan gejala peningkatan frekuensi miksi, baik diurnal maupun noktural. Disuri karena epitelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah suprapubis atau perineal. Pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan spesimen (bahan) urine porsi tengah (midstream) diperiksa dan dibenihkan. Infeksi pada buli-buli mempunyai kemungkinan untuk dapat sembuh dengan sendirinya bila tidak terjadi komplikasi. Tindakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika, antiepamodik, tranquilizer, robordatia dan banyak minum untuk melarutkan bakteri.
Sistitis kronik disebabkan oleh infeksi kronik dari traktus urinarius bagian atas, adanya sisa urine, stenosis dari traktus urinarius bagian bawah, pengobatan sistitis akut yang tidak sempurna, adanya faktor predisposisi. Tanda dan gejala sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol. Pemeriksaan diagnostik pada pasien perlu dilakukan NP dan sistoskopi. Tindakan penanggulangan dengan banyak minum untuk melarutkan bakteri, pemberian antibiotika, irigasi kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan. Pencegahan sistitis khususnya untuk perempuan, dengan menggunakan celana dalam yang selalu berada dalam keadaan kering, bilas alat genital dari arah depan ke belakang.
Irigasi kandung kemih
Irigasi;kandung kemih adalah.#indakan mencuci kandungg kemih dengan cairan yang mengalir. Tindakan ini dilakukan untuk memberi pengobatan, memanaskan mukosa kandung kemih, membersihkan kandung kemih. Persiapan pasien sama seperti pers apan pada pelaksanaan tindakan kateterisasi.
Indikasi tindakan:
Persiapan alat dan bahan:
Cara mengaiar:
Persiapan pasien:
Dilakukan pemeriksaan laboratorium Betas lengkap terutama fungsi ginjal, yaitu VCT, urine lengkap, masa protrombin (masa pembekuan dan masa perdarahan) dan dash lengkap dan BNO/lVP
Tiga hari sebelum dilakukan biopsi pasien diberi vitamin K tablet atau suntikan vitamin K selama 3 hari,berturut-turut.
Ureteritis
Ureteritis adalah peradangan pada ureter. Gangguan ini terjadi karena adanya infeksi baik pada ginjal maupun kandung kemih. Patofisiologi. Infeksi di ginjal (pielonefritis) menjadi ureteritis selanjutnya menjadi sistitis (akibat infeksi desendens) atau sebaliknya. Aliran urine dari ginjal ke buli-buli dapat terganggu karena timbulnya fibrosis pada dinding ureter, menyebabkan striktur dan hidronefrosis, selanjutnya ginjal menjadi rusak, juga mengganggu peristaltik ureter.
Sistitis
Sistitis adalah peradangan pada vesika urinaria dan sering ditemui. Infeksi ini terjadi karena E. coli (banyak ditemukan pada perempuan), infeksi ginjal, dan hipertrofi prostat karena adanya urine sisa. Sistitis primer adalah radang buli-buli yang terjadi karena adanya penyakit atau gangguan antara lain batu buli-buli, divertikal buli-buli, hipertrofi prostat, atau striktura uretra. Sistitis sekunder adalah gejala sistitis timbul sebagai akibat dari penyakit pada sistem lain.
Sistitis akut menunjukkan tanda dan gejala peningkatan frekuensi miksi, baik diurnal maupun noktural. Disuri karena epitelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah suprapubis atau perineal. Pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan spesimen (bahan) urine porsi tengah (midstream) diperiksa dan dibenihkan. Infeksi pada buli-buli mempunyai kemungkinan untuk dapat sembuh dengan sendirinya bila tidak terjadi komplikasi. Tindakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika, antiepamodik, tranquilizer, robordatia dan banyak minum untuk melarutkan bakteri.
Sistitis kronik disebabkan oleh infeksi kronik dari traktus urinarius bagian atas, adanya sisa urine, stenosis dari traktus urinarius bagian bawah, pengobatan sistitis akut yang tidak sempurna, adanya faktor predisposisi. Tanda dan gejala sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol. Pemeriksaan diagnostik pada pasien perlu dilakukan NP dan sistoskopi. Tindakan penanggulangan dengan banyak minum untuk melarutkan bakteri, pemberian antibiotika, irigasi kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan. Pencegahan sistitis khususnya untuk perempuan, dengan menggunakan celana dalam yang selalu berada dalam keadaan kering, bilas alat genital dari arah depan ke belakang.
Irigasi kandung kemih
Irigasi;kandung kemih adalah.#indakan mencuci kandungg kemih dengan cairan yang mengalir. Tindakan ini dilakukan untuk memberi pengobatan, memanaskan mukosa kandung kemih, membersihkan kandung kemih. Persiapan pasien sama seperti pers apan pada pelaksanaan tindakan kateterisasi.
Indikasi tindakan:
- Radang kandung kemih
- Peradangan saluran kemih bagian atas
- Peradangan kandung kemih
- Pasien menggunakan kateter.
- Rendam duduk
Persiapan alat dan bahan:
- Zeil bak rendam duduk spiritus bakar dalam tempatnya
- Korek api
- Termometer air
- Peniti
- Handuk
- Plester
- taunting .
- Bak steril bertutup berisi kain kasa dan pinset
- Cairan obat yang diperlukan (mis. kalium permanagat 4%)
- Selimut mandi
- Tirai
Cara mengaiar:
- Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dikerjakan.
- Alat-alat disiapkan dan diletakkan dekat pasien.
- Tirai dipasang.
- Perawat mencuci tangan.
Bila sudah selesai, bokong pasien dikeringkan dengan handuk. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan pinset, kemudian luka diplester. Pakaian bawah pasien dipakaikan kembali, selimut diangkat. Pasien dianjurkan untuk istirahat kembali di tempat tidur. Alat-alat dibereskan dan dibersihkan.
0 comments:
Post a Comment