Al-Qur’an sebagai kitab suci menentukan adab tersendiri bagi para pembacanya membacanya. Adab itu diatur dengan sangat baik sebagai penghormatan dan pengagungan terhadap Al-Qur’an. Selain dalam rangka meraih manfaatnya yang sempurna.
Adab tilawah:
Dari Abu Qatadah ra., ia berkata,”Anas bin Malik ra. ketika mengkhatamkan Al-Qur’an mengumpulkan keluarga dan memanjatkan do’a.”
Adab bertalaqqi Al-Qur’an:
Adab Ahlul Qur’an:
Itulah adab-adab yang berkaitan dengan para Ahlul Qur’an, semoga kesucian dan keagungan Al-Qur’an dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya dan sukseslah program Dakwah bil Qur’an. Aamiin
Adab tilawah:
- Bersiwak atau membersihkan mulut sebelum tilawah.
- Berwudhu sebelum tilawah, karena tergolong dzikir yang paling utama walaupun boleh membacanya tanpa berwudhu.
- Membaca ditempat yang bersih dan berpakaian rapi. Tempat yang paling utama adalah masjid.
- Membacanya dengan duduk menghadap kiblat dan khusyu’. Diperbolehkan membaca sambil berdiri atau berbaring. (QS. Ali Imran: 191)
- Membaca Al-Qur’an diawali dengan isti’adzah (QS. An-Nahl: 98) dan dilanjutkan dengan basmalah tiap awal surat kecuali surat At-Taubah.
- Membaca dengan tartil (QS. Al-Muzzammil: 4)
- Janganlah memutus tilawah seketika hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya tilawah diteruskan hingga akhir ayat. Jika hendak melanjutkan tilawah disunnahkan mengulangi bacaan isti’adzah. Dilarang tertawa dan bermain saat tilawah, sebab perbuatan tersebut mengurangi kemuliaan dan kesucian Al-Qur’an.
- Bagi yang sudah mengerti arti dan maksu ayat-ayat Al-Qur’an, bacalah dengan penuh perhatian dan meresapi kandungannya. Misalnya: ketika sampai pada ayat tasbih maka ia bertasbih dan bertahmid, bila sampai pada do’a dan istighfar, ia berdo’a dan beristighfar.
- Membaca dengan irama yang bagus namun tanpa memaksa. “Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian.” (HR. Abu Dawud)
- Memanjatkan do’a sesudah tilawah.
Dari Abu Qatadah ra., ia berkata,”Anas bin Malik ra. ketika mengkhatamkan Al-Qur’an mengumpulkan keluarga dan memanjatkan do’a.”
Adab bertalaqqi Al-Qur’an:
- Guru dan murid haruslah memiliki keikhlasan yang penuh, hanya mengharapkan keridhaan Allah semata.
- Guru dan murid tidak boleh menjadikan talaqqi Al-Qur’an sebagai sarana untuk menharapkan atau mendambakan dunia.
- Seorang guru harus amanah dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada muridnya, jangan sampai ia membiarkan muridnya melakukan kesalahan. Karena dikhawatirkan suatu saat ia akan mengajarkan muridnya dalam keadaan salah.
- Seorang guru tidak boleh mendambakan semua orang belajar kepadanya dan tidak belajar pada guru yang lain.
- Guru dan murid harus berakhlak mulia, sabar, tidak banyak bercanda dan berisik, tidak hasud dan ‘ujub, serta banyak mengamalkan amalan sunnah, berdzikir, bertasbih, berdo’a, dan muraqabatullah (selalu merasa diawasi oleh Allah SWT).
- Seorang guru harus bersikap lemah lembut.
- Seorang guru harus banyak member nasihat dan motivasi kepada muridnya.
- Seorang guru tidak boleh merasa besar di hadapan muridnya.
- Seorang murid harus hormat kepada guru, betapapun ia melihat kekurangan gurunya.
- Seorang murid harus sabar menghadapi sikap keras gurunya, karena bisa saja marah yang terjadi akibat kelelahan yang dirasakan oleh sang guru.
Adab Ahlul Qur’an:
- Istiqomah dalam tilawah 1 juz setiap hari.
- Menghindarkan diri dari sifat tamak dan riya’ dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
- Mampu menjadi teladan yang baik dalam ucapan dan perbuatan.
- Membiasakan diri member nasihat baik kepada saudaranya agar lebih dekat dengan Al-Qur’an.
- Membantu proses percepatan dakwah bil Qur’an, baik dengan mengadakan daurah Al-Qur’an, kajian, maupun Tasmi’.
- Membiasakan shalat malam.
- Membiasakan shalat tarawih dengan bacaan 1 juz, walau dengan melihat mushaf.
- Menciptakan lingkungan keluarga sebagai majelis halaqah Qur’an.
Itulah adab-adab yang berkaitan dengan para Ahlul Qur’an, semoga kesucian dan keagungan Al-Qur’an dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya dan sukseslah program Dakwah bil Qur’an. Aamiin
0 comments:
Post a Comment