Kasus batu kandung kemih pada orang dewasa di Negara barat
sekitar 5% dan terutama diderita oleh pria, sedangkan pada anak-anak
insidensinya sekitar 2-3%. Beberapa faktor
risiko terjadinya batu kandung kemih : obstruksi infravesika, neurogenic
bladder, infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria), adanya
benda asing, divertikel kandung kemih.
Di Indonesia diperkirakan insidensinya lebih tinggi
dikarenakan adanya beberapa daerah yang termasuk daerah stone belt dan
masih banyaknya kasus batu endemik yang disebabkan diet rendah protein, tinggi
karbohidrat dan dehidrasi kronik.
Pada umumnya komposisi batu kandung kemih terdiri dari :
batu infeksi(struvit), ammonium asam urat dan kalsium oksalat.
Batu kandung kemih sering ditemukan secara tidak sengaja
pada penderita dengan gejala obstruktif dan iritatif saat berkemih. Tidak
jarang penderita datang dengan keluhan disuria, nyeri suprapubik, hematuria dan
buang air kecil berhenti tiba-tiba.
Metodologi
·
Analisis keluaran :
Pada saat ini ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menangani kasus batu kandung kemih. Diantaranya : vesikolitolapaksi,
vesikolitotripsi dengan berbagai sumber energi (elektrohidrolik, gelombang
suara, laser, pneumatik), vesikolitotomi perkutan, vesikolitotomi terbuka dan
ESWL.
Ø Vesikolitolapaksi :
Merupakan salah satu jenis tindakan yang telah lama
dipergunakan dalam menangani kasus batu kandung kemih selain operasi terbuka.
Indikasi kontra untuk tindakan ini adalah kapasitas kandung kemih yang kecil,
batu multiple, batu ukuran lebih dari 20mm, batu keras, batu kandung kemih pada
anak dan akses uretra yang tidak memungkinkan.
Teknik ini dapat dipergunakan bersamaan dengan tindakan
TUR-P, dengan tidak menambah risiko seperti halnya sebagai tindakan tunggal.
Angka bebas batu : tinggi (angka ?).
Penyulit : 9-25%, berupa cedera pada kandung
kemih.
Ø Vesikolitotripsi :
a. Elektrohidrolik (EHL);
Merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk
menghancurkan batu kandung kemih. Dapat digunakan bersamaan dengan TUR-P.
Masalah timbul bila batu keras maka akan memerlukan waktu
yang lebih lama dan fragmentasinya inkomplit.
EHL tidak dianjurkan pada
kasus batu besar dan keras.
Angka
bebas batu : 63-92%.
Penyulit : sekitar 8%, kasus
ruptur kandung kemih 1,8%.
Waktu yang dibutuhkan : ± 26 menit.
b. Ultrasound ;
Litotripsi ultrasound cukup aman digunakan
pada kasus batu kandung kemih, dapat digunakan pada batu besar, dapat
menghindarkan dari tindakan ulangan dan biaya tidak tinggi.
Angka
bebas batu : 88% (ukuran
batu 12-50 mm).
Penyulit :
minimal (2 kasus di konversi).
Waktu yang
dibutuhkan : ± 56 menit.
c.
Laser ;
Yang digunakan adalah Holmium
YAG. Hasilnya sangat baik pada kasus batu besar, tidak tergantung jenis batu.
Kelebihan yang lain adalah
masa rawat singkat dan tidak ada penyulit.
Angka
bebas batu : 100%.
Penyulit : tidak ada.
Waktu yang dibutuhkan : ± 57
menit.
d.
Pneumatik;
Litotripsi pneumatik hasilnya
cukup baik digunakan sebagai terapi batu kandung kemih. Lebih efisien dibandingkan litotripsi ultrasound dan EHL pada kasus batu
besar dan keras.
Angka
bebas batu : 85%.
Penyulit : tidak ada.
Waktu yang dibutuhkan : ± 57
menit.
Ø Vesikolitotomi perkutan :
Merupakan alternatif terapi
pada kasus batu pada anak-anak atau pada penderita dengan kesulitan akses
melalui uretra, batu besar atau batu múltipel. Tindakan ini indikasi kontra
pada adanya riwayat keganasan kandung kemih, riwayat operasi daerah pelvis,
radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih atau dinding abdomen.
Angka
bebas batu : 85-100%.
Penyulit : tidak ada.
Waktu yang dibutuhkan : 40-100
menit.
Ø Vesikolitotomi terbuka :
Diindikasikan pada batu dengan
stone burden besar, batu keras,
kesulitan akses melalui uretra, tindakan bersamaan dengan prostatektomi atau
divertikelektomi.
Angka bebas batu : 100%.
Ø ESWL :
Merupakan salah satu pilihan
pada penderita yang tidak memungkinkan untuk operasi. Masalah yang dihadapi
adalah migrasi batu saat tindakan.
Adanya obstruksi infravesikal
serta residu urin pasca miksi akan menurunkan angka keberhasilan dan
membutuhkan tindakan tambahan per endoskopi sekitar 10% kasus untuk
mengeluarkan pecahan batu.
Dari kepustakaan, tindakan
ESWL umumnya dikerjakan lebih dari satu kali untuk terapi batu kandung kemih.
Angka bebas batu : elektromagnetik; 66% pada kasus dengan
obstruksi dan 96% pada kasus non obstruksi. Bila menggunakan piezoelektrik
didapatkan hanya 50% yang berhasil.
·
Pedoman pilihan terapi :
Dari
sekian banyak pilihan untuk terapi batu kandung kemih yang dikerjakan oleh para
ahli di luar negeri maka di Indonesia hanya beberapa tindakan saja yang bisa
dikerjakan, dengan alasan masalah ketersediaan alat dan sumber daya manusia.
Penggunaan
istilah ‘standar’, ‘rekomendasi’ dan ‘opsional’ digunakan berdasarkan
fleksibilitas yang akan digunakan sebagai kebijakan dalam penanganan penderita.
Pedoman untuk batu ukuran kurang dari 20 mm.
- Litotripsi
endoskopik
- Operasi terbuka
Pedoman
untuk batu ukuran lebih dari 20 mm.
- Operasi terbuka
- Litotripsi
endoskopik
Pedoman untuk batu buli-buli pada anak.
- Operasi terbuka
- Litotripsi endoskopik
0 comments:
Post a Comment