Kultur (kultur : pembiakan
mikroorganisme) yang negatif akan menyingkirkan diagnosis infeksi saluran kemih.
Sedangkan pada kultur yang positif, proses pengambilan contoh urin harus
diperhatikan. Jika kultur positif berasal dari aspirasi suprapubik atau
kateterisasi, maka hasil tersebut dianggap benar. Namun jika kultur positif
diperoleh dari kantung penampung urin, perlu dilakukan konfirmasi dengan
kateterisasi atau aspirasi suprapubik. Media pembiakan yang digunakan untuk
kultur ini umumnya adalah agar darah/blood agar dan agar mac conkey.
- Agar
darah
Salah
satu agar pembiakan yang umum digunakan. Mengandung sel darah yang dapat
berasal dari hewan (misal: domba); banyak bakteri yang dapat tumbuh pada media
ini.
- Agar mac
conkey
Media agar ini adalah media
yang spesifik untuk pertumbuhan bakteri gram negatif. Yang paling umum adalah E.
coli, yang mana pada agar ini akan terlihat sebagai suatu koloni berwarna
merah karena adanya indikator pH. Ada dua versi agar ini: pertama, adalah yang
ditambahkan gula laktosa kedalamnya dan yang kedua tanpa penambahan gula.
Karena E. coli memfermentasi gula menjadi asam maka akan muncuk warna
merah pada agar.
Diagnostik
Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi).
Urin pagi adalah urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun
tidur. Digunakan urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada
sedimen dan protein dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera
diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka
sampel harus disimpan dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format.
Bahan untuk
sampel urin dapat diambil dari:
·
Urin
porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun dan
NaCl 0,9%.
·
Urin
yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.
·
Urin
hasil aspirasi supra pubik.
Bahan yang
dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik.
Pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan laboratorium
1.
Analisa Urin (urinalisis)
Pemeriksaan urinalisis meliputi:
·
Leukosuria
(ditemukannya leukosit dalam urin).
Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit
(sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.
·
Hematuria
(ditemukannya eritrosit dalam urin).
Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika
ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen
urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya
batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.
2.
Pemeriksaan
bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan bakteriologis meliputi:
·
Mikroskopis.
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).
Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.
·
Biakan
bakteri.
Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.
3.
Pemeriksaan
kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya
bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi
bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat
kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.
4.
Tes
Dip slide (tes plat-celup)
Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin.
Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.
5.
Pemeriksaan
penunjang lain
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra
vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.
- Pemeriksaan penunjang dari infeksi
saluran kemih terkomplikasi:
1.
Bakteriologi
/ biakan urin
Tahap ini dilakukan untuk pasien dengan indikasi:
·
Penderita
dengan gejala dan tanda infeksi saluran kemih (simtomatik).
·
Untuk
pemantauan penatalaksanaan infeksi saluran kemih.
·
Pasca
instrumentasi saluran kemih dalam waktu lama, terutama pasca keteterisasi urin.
·
Penapisan
bakteriuria asimtomatik pada masa kehamilan.
·
Penderita
dengan nefropati / uropati obstruktif, terutama sebelum dilakukan
Beberapa
metode biakan urin antara lain ialah dengan plat agar konvensional, proper
plating technique dan rapid methods. Pemeriksaan dengan rapid
methods relatif praktis digunakan dan memiliki ambang sensitivitas sekitar
104 sampai 105 CFU (colony forming unit) kuman.
0 comments:
Post a Comment