Proses melahirkan dalam air membutuhkan
sebuah kolam, bak atau bathtub khusus untuk persalinan. Cukup dengan bak mandi
lurus atau bak berbentuk I dengan diameter panjangnya 1,5 meter, dimana
seseorang bisa duduk pada salah satu sisinya sekaligus bersandar disitu.
Sebelum digunakan, bak harus bersih, sehingga aman untuk proses persalinan. Air
yang digunakan juga harus benar-benar bersih. Artinya bila air itu bisa diminum
maka bisa juga digunakan untuk persalinan. Suhu air yang ada di bak tersebut
harus sama dengan suhu tubuh ibu, berkisar antara 95 – 100 derajat Fahrenheit
dengan alasan supaya bayi tidak mengalami shock saat keluar. Semua ini untuk
memperkenalkan si anak pada dunia baru dengan cara lebih lembut dan lebih baik.
Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah ketinggian air dalam bak. Biasanya bak berisi
air secukupnya hingga ketinggian sekitar 25 centimeter dari permukaan bak.
Tujuannya agar saat berendam air tidak melimpah keluar.
Dari yang
sudah dibahas diatas memang banyak manfaat dari proses persalinan di air,
tetapi selain ada manfaat juga terdapat hal-hal yang perlu dipertimbangkan
untuk mengikuti metode ini. Dengan mengenal
metode ini diharapkan dapat menambah wawasan kita bersama tentang metode
melahirkan di air serta dapat menjadi salah satu alternatif pilihan dalam
proses persalinan di Indonesia.
Persalinan
adalah proses pergerakan keluarnya janin, dan plasenta dari dalam rahim melalui
jalan lahir (Bobak Jensen, 1995). Proses persalinan merupakan saat yang sangat
menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya.
Seperti
kita ketahui selama ini, proses persalinan pada umumnya dilakukan di atas
tempat tidur dengan bantuan dokter, bidan ataupun dukun beranak. Tetapi di
Eropa dan Asia saat ini telah berkembang Trend baru yaitu melahirkan dengan
cara berendam dalam air (waterbirth).
Melahirkan
di air atau waterbirth masih belum populer di Indonesia, meskipun sudah ada
beberapa orang di Indonesia yang melahirkan dengan metode ini, tetapi jumlahnya
masih hitungan jari, salah seorang penyanyi Indonesia yang baru saja melahirkan anak pertama dengan metode
waterbirth ini adalah Oppie Daratista di Bali.
Melahirkan di air mungkin dirasakan sebagai
sesuatu hal yang tidak biasa bahkan dianggap aneh, ditambah lagi belum ada
rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas untuk persalinan dengan metode
ini, disamping itu dibutuhkan tenaga medis yang terlatih dan pihak rumah sakit
harus memiliki fasilitas yang dirancang khusus untuk metode ini.
Waterbirth
mulai diperkenalkan secara luas pada tahun 1991 sebagai bagian dari konsep
melahirkan cara baru yang terdiri dari managemen kelahiran dengan pemantauan
yang teliti dan membatasi penggunaan metode invasif.
Ada 2 metode water birth, yaitu:
- Water birth murni: Ibu masuk ke kolam
persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi.
- Water birth emulsion: Ibu hanya
berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan tetap
dilakukan di tempat tidur.
Michel
Odent melaporkan bahwa dari 100 kelahiran di air yang ditangani tidak ada
episiotomi dan hanya 29 kasus robekan, dan semua robekan adalah robekan luar
yang ringan. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih
cepat sehingga secara tidak langsung
membuat proses persalinan menjadi lebih cepat dan mengejan lebih mudah.
Persalinan di air juga
menyediakan bagi bayi sebuah lingkungan mirip dengan dalam kandungan. Manfaat
lain bagi bayi adalah menurunkan risiko cedera kepala bayi. Meskipun belum
dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa lahir
dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi
yang lahir dengan metode lain. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga
tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.
Beberapa
fakta yang dapat dikemukakan tentang manfaat waterbirth sebagai berikut:
- Bersalin di air hangat dapat meningkatkan pelepasan endorphin alamiah dan kadar oksitosin ibu, sekresi katekolamin menurun dan persepsi nyeri dapat diturunkan
- Temuan bermakna dalam berbagai studi besar menunjukkan bahwa ibu yang menggunakan kolam memerlukan lebih sedikit analgesia dibanding kelahiran kering, hal ini memperlihatkan bahwa air adalah analgesic aman dan murah
- Air memberikan lingkungan aman dan damai yang membantu ibu untuk relaks. Mengambangnya ibu di air memungkinkannya mencari posisi nyaman yang memungkinkan dan mendukungnya bergerak bebas.
- Ibu dengan nyeri pinggang dan masalah punggung tampaknya mendapat manfaat besar
- Secara keseluruhan, ibu yang melahirkan di air lebih mungkin mengalami perineum yang utuh atau robekan lebih ringan (robekan derajat 2 dan 3) dibanding dengan kelahiran yang sama di darat.
- Tidak ada perbedaan lamanya persalinan, nilai APGAR, atau kehilangan darah dan tidak ada peningkatan resiko infeksi yang ditemukan pada ibu dan bayi.
- Bayi (kecuali yang sangat hipoksik) tidak menghirup air bila dilahirkan ke bak tetapi suhunya harus dijaga sesuai dengan suhu tubuh ibu
0 comments:
Post a Comment