§ Morfologi
Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0
um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang-kadang 2-3 flagel. Bila
tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida
ekstraseluler Struktur dinding gel sama dengan famili Enterobacteriaceae.
Strain yang diisolasi dari bahan klinik sering mempunyai phili untuk perlekatan
pada permukaan gel dan memegang peranan penting dalam resistensi terhadap
fagositosis.
§ Ciri-ciri pertumbuhan
P.aeroginosa tumbuh baik pada suhu 3-42°C. Tumbuh pada suhu
42°C membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain.
Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain
yang mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni,
sifat oksidase positif, adanya daya pigmen yang khas dan pertumbuhannya pada
suhu 42°C untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dengan yang lain.
§ Struktur antigen dan toksin
Phili (fimbriae) menjulur dari permukaan
gel dan membantu pelekatan pada gel epitel inang. Simpai polisakarida membentuk
koloni mukoid yang terlihat pada biakan dari penderita penyakit fibrosis
kistik. P.aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan imuno tipe
lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Kebayakan
isolat P.aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim ekstrasel,
termasuk elastase, protease dan dua hemolisin : suatu fosfolipase C yang tidak
tahan panas dan suatu glikolipid yang tahan panas.
Banyak strain P.aeruginosa yang
menghasilkan eksotoksin A, yang menyebabkan nekrosis jaringan dan dapat
mematikan hewan hila disuntikkan dalam bentuk murni. Toksin ini menghambat sintesis
protein dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria, meskipun
struktur ke dua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap eksotoksin A
ditemukan dalam beberapa serum manusia, termasuk serum penderita yang telah
sembuh dari infeksi P.aeruginosa yang berat.
§
Patogenesis
P.aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi
pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit
"robek" karena kerusakan kulit langsung ; pada pemakaian kateter
intravena atau kateter air kemih ; atau bila terdapat netropenia, misalnya pada
kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit dan
menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu
oleh phili, enzim dan tosin. Lipopolisakarida berperan langsung yang
menyebabkan demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, disseminated
intravascular coagulation dan respiratory distress syndrome pada orang dewasa.
0 comments:
Post a Comment