Pakan dapat dipandang sebagai
bahan baku yang dapat dikonsumsi oleh
hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan
energi dan atau zat nutrisi dalam ransum makanannya. Bagian besar pakan ketersediaannya tergantung dari tanaman pakan. Keberadaan sumberdaya tanaman pakan
dipengaruhi oleh unsur lingkungan baik
fisik maupun hayati yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Sistem
penyedian pakan di Indonesia mempunyai karakteristik ketergantungan terhadap sistem
pertanian yang ada di suatu wilayah.
Pengelolaan sumberdaya tanaman
pakan dimaksudkan sebagai usaha manusia dalam mengubah ekosistem sumberdaya
lingkungan produksi pakan agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan
mengusahakan kontinyuitas produksinya. Mengutip Bishop Toussaint dalam Soeriatmadja
(1981) sumberdaya (resources)
adalah input proses produksi, sehingga
sumberdaya pakan adalah ketersediaan input proses produksi dalam usaha
peternakan. Sedangkan menurut Chapman dalam
Soeriatmadja (1981) sumberdaya adalah
hasil penilaian manusia terhadap unsur-unsur lingkungan, sehingga sumberdaya
pakan adalah penilaian manusia terhadap unsur-unsur lingkungan yang mendukung
ketersediaan pakan. Penilaian terhadap
unsur-unsur lingkungan dalam sumberdaya pakan
dapat dilakukan dalam tiga tingkat, yaitu total ketersediaan, potensi
dan cadangan riel. Ketersediaan total
menyangkut unsur lingkungan yang mungkin
sebagai sumberdaya pakan jika dapat diperoleh meliputi lahan dan jenis
komunitas tanaman yang ada yang dapat diperuntukkan untuk penyediaan
pakan. Potensi adalah bagian dari total
ketersediaan yang dapat diperoleh karena
tidak seluruh tidak seluruh yang tersedia dapat diperoleh untuk penyediaan
pakan. Demikian juga dari bagian potensi tidak seluruhnya dapat menjadi cadangan nyata karena hanya sebagian dari
sumberdaya yang diketahui pasti dapat diperoleh akibat kompetisi peruntukan
dengan kepentingan lain.
Kelangkaan Sumberdaya bisa terjadi karena terbatasnya ketersediaan
sumberdaya pada suatu tempat sehingga tidak memenuhi kebutuhan lokal atau
wilayah tertentu (Yakin, 1997).
Kelangkaan juga bisa terjadi karena sumberdaya tersebut hanya
terkonsentrasi di suatu tempat tetapi dibutuhkan di tempat lain, karena proses
distribusi yang terhambat. Kelangkaan
bisa juga terjadi karena digunakan secara terus menerus dari waktu ke waktu
sehingga stok menjadi berkurang atau habis.
Pemasalahan kelangkaan sumberdaya
tanaman pakan karena 1) Potensi tergantung pada system pertanian yang ada, 2)
Ketersediaan berfluktuasi tergantung musim dan pola produksi, 3) Sejumlah sumberdaya tanaman pakan
mempunyai nilai manfaat rendah. Aspek pertama perlunya mengenali sistem,
identifikasi sumberdaya potensial, identifikasi kesesuaian lahan, upaya-upaya
intervensi peningkatan potensi sumberdaya tanaman pakan baik jenis-jenis
(kualitatif) maupun ketersedian (kuantitatif). Pada aspek kedua perlunya mengenali
fluktuasi ketersedian tanaman pakan akibat adanya musim hujan dan kemarau yang
mempengaruhi pola produksi sehingga diperlukan upaya menjaga kontinyuitas
ketersediaan melalui tindakan-tindakan penganekaragaman sumberdaya pakan.
Selanjutnya karena sejumlah bahan pakan mempunyai nilai manfaat rendah sehingga
diperlukan upaya-upaya agar nilai manfaat meningkat.
Sumberdaya tanaman pakan pada
umumnya mengandalkan berbagai jenis tanaman hijauan pakan kelompok
rumput-rumputan (Gramineae) dan leguminosa (Leguminoseae). Namun mengandalkan sumberdaya tanaman hijauan
pakan ini secara kuantitatif, kualitatif dan kontinyuitas sulit diharapkan
karena ketersediaan alokasi lahan yang diperuntukkan. Sumberdaya pakan yang potensial adalah
pemanfaatan limbah pertanian dan industri pertanian. Di daerah pertanian lahan kering dapat
diharapkan ketersediaan jerami padi, jerami jagung, pucuk tebu, juga jerami
kacang tanah dan kedelai, disamping hasil pengolahan hasil pertanian katul dan
berbagai bungkil.
0 comments:
Post a Comment