Menurut Mathis dan Jackson
(2004,h.318) pelatihan dapat dirancang untuk memenuhi tujuan berbeda dan dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai cara, yang meliputi :
- Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin : dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan (orientasi karyawan baru).
- Pelatihan pekerjaan/teknis : memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik.
- Pelatihan antarpribadi dan pemecahan masalah : dimaksudkan untuk mengatasi masalah operasional dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional.
- Pelatihan perkembangan dan inovatif : menyediakan fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa depan.
Tujuan Pengembangan dan Pembinaan karyawan
Menurut Hasibuan (2003, h 70) pengembangan karyawan bertujuan dan bersifat bagi perusahaan, karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang dilaksanakan perusahaan. Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut hal-hal berikut:
Produktivitas kerja
Dengan
pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical
skill, human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin
baik.
b. Efisiensi
Pengembangan karyawan
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan
mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif
kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
c. Kerusakan
Pengembangan karyawan
bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, mesin-mesin karena karyawan
semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan
untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan
yang dikeluarkan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
f. Pelayanan
Pengembangan bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah
perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang
sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan.
g. Moral
Dengan pengembangan,
moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai
dengan pekerjaannya sehingga antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik.
h.
Karier
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin
besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi
ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
i.
Konseptual
Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan
yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill-nya lebih baik.
j.
Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seseorang manajer akan lebih baik, human relation-nya lebih luwes,
memotivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerja sama vertikal dan
horizontal semakin harmonis.
k.
Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah, insentif, dan benefits) karyawan akan meningkat karena
prestasi kerja mereka semakin besar.
l.
Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat
konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih
bermutu.
Tujuan organisasi akan tercapai jika karyawan melakukan tugasnya dengan
tepat dan sebaik-baiknya. Untuk meningkatkan kemampuan kerja
karyawan, organisasi harus mengusahakan pengembangan karyawan. Jadi tujuan
pengembangan karyawan adalah untuk dapat memperbaiki efektifitas kerja karyawan
dalam mencapai tujuan dan sasaran kerja. Perbaikan efektifitas kerja dapat
dilakukan melalui : (1) peningkatan pengetahuan, (2) perbaikan keterampilan,
(3) pembinaan sikap karyawan terhadap pekerjaannya, dan terhadap
tugas-tugasnya. Dengan upaya peningkatan efektifitas kerja itu timbulah
pengertian yang sangat teknis spesifik, bahwa pengembangan mempunyai konotasi
usaha peningkatan pengetahuan dan keterampilan, sedangkan pembinaan adalah
upaya untuk merubah sikap seseorang terhadap persepsi mengenai dirinya dan
mengenai pekerjaan yang dihadapinya.
Pengetahuan karyawan mengenai pelaksanaan tugas maupun pengetahuan umum
(yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas), menentukan keberhasilan
pelaksanaan tugas itu sendiri. Karyawan yang kurang memiliki pengetahuan yang
cukup tentang bidang kerja (seperti karyawan baru) akan bekerja dengan tersendat-sendat.
Pemborosan bahan, waktu dan faktor produksi lainnya sering dilakukan oleh
mereka belum yang cukup mempunyai pengetahuan dibidang kerjanya. Pemborosan ini
akan mempertinggi biaya pencapaian tujuan organisasi. Karena itulah karyawan
harus dibina dan dikembangkan agar mereka tidak berbuat sesuatu yang bisa
merugikan usaha mencapai tujuan organisasi.
Keterampilan karyawan merupakan salah satu faktor utama dalam usaha
mencapai sukses bagi pencapaian tujuan organisasi. Bagi karyawan baru, atau
yang menghadapi pekerjaan baru, diperlukan tambahan keterampilan untuk dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Selain keterampilan, diperlukan pengetahuan
dasar yang cukup memadai bagi karyawan untuk penyelesaian pekerjaan. Namun,
pengetahuan dan keterampilan saja sebelum cukup untuk mencapai suksesnya
tujuan. Sikap (attitude) karyawan
terhadap pelaksanaan tugas merupakan faktor kunci dalam mencapai
keberhasilan.oleh karena itu pembinaan sikap juga harus dilaksanakan dalam
kerangka pengembangan kemampuan karyawan secara keseluruhan.
Adanya perbedaan dalam obyek pengembangan, yaitu pengetahuan, keterampilan
dan sikap karyawan, membawa konsekwensi pada metoda peningkatan efektifitas
karyawan. Perkembangan pengetahuan bisa dilaksanakan dengan cara-cara
perkuliahan, menggunakan audiovisual aids
(AVA), dan instruksi yang telah diprogramkan. Keterampilan dapat dikembangkan
melalui pelatihan-pelatihan dengan fokus kepada kemampuan dasar fisik karyawan.
Namun pembinaan sikap haya bisa dilakukan melalui proses dinamika kejiwaan, yaitu
melelui metoda permainan (games), sensitivity training dan lain-lain yang
sejenis..
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001, h 45) tujuan pelatihan dan
pengembangan yaitu:
a.
Meningkatkan penghayatan jiwa dan
ideologi.
b.
Meningkatkan produktivitas kerja.
c.
Meningkatkan kualitas kerja.
d.
Meningkatkan ketetapan perencanaan
sumber daya manusia.
e.
Meningkatkan rangsangan agar pegawai
mampu berprestasi secara maksimal.
f.
Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
kerja.
g.
Menghindarkan kesehatan dan keselamatan
kerja.
h.
Menghindari keusangan (obsolescence).
i.
Meningkatkan perkembangan pegawai.
Menurut Veithzal Rivai (2008, h 229), tujuan atau sasaran dari pelatihan
dan pengembangan pada dasarnya dapat dikembangkan dari serangkaian pertanyaan
sebagai berikut:
a. Keefektifan/validasi
pelatihan
Apakah peserta memperoleh keahlian, pengetahuan dan
kemampuan selama pelatihan.
Keefektifan pengalihan/transfer
ilmu pengetahuan
Apakah pengetahuan, keahlian atau kemampuan yang
dipelajari dalam pelatihan dapat meningkatkan kinerja kinerja dalam melakukan
tugas.
a.
Keefektifan/validitas
intraorganisasional
Apakah kinerja pekerjaan dari grup baru yang
menjalani program pelatihan di perusahaan yang sama dapat dibandingkan dengan
kinerja pekerjaan dari grup sebelumnya.
b.
Keefektifan/validasi interorganisasional
Dapatkah suatu program pelatihan yang ditetapkan di
satu perusahaan berhasil diperusahaan yang lain.
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan adalah:
a. Untuk
meningkatkan kualitas output
b.
Untuk meningkatkan kuantitas output
c.
Untuk menurunkan biaya limbah dan
perawatan.
d.
Untuk menurunkan jumlah dan biaya
terjadinya kecelakaan
e.
Untuk menurunkan turnover, ketidakhadiran kerja serta meningkatkan kepuasan kerja
f.
Untuk mencegah timbulnya antipati
karyawan
Lihat juga artikel dengan cara meng KLIK di bawag ini :
http://peluangusahamakro.blogspot.com/
http://dinulislami.blogspot.com/
http://ayuarifahharianja.blogspot.com/
Lihat juga artikel dengan cara meng KLIK di bawag ini :
http://peluangusahamakro.blogspot.com/
http://dinulislami.blogspot.com/
http://ayuarifahharianja.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment