Fungsi dan Tugas Pimpinan

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi untuk mencapai tujuan sangat besar ditentukan oleh kepemimpinannya. Dengan demikian pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Dari pernyataan di atas tampak posisi pemimpin dalam suatu organisasi sangat penting dan menentukan. Seorang pemimpin harus mampu untuk mengendalikan segalaUsaha pengendalian tersebut terdiri dari beberapa tugas pokok yang diemban oleh pemimpin organisasi atau kelompok.

aktivitas orang-orang dalam suatu kelompok menuju pencapaian sasaran yang dicita-citakan bersama.

Menurut Koontz O’Donnel dan kawan-kawan dalam Wahjosumidjo (2002: 154) bahwa fungsi kepemimpinan : "adalah mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar dengan penuh kemauan untuk memberikan sumbangan dalam pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal". 
http://globalsearch1.blogspot.com/
Berdasarkan defenisi tersebut di atas paling tidak ada 3 hal pokok yang memberikan ciri kepemimpinan   yaitu : 
  1. Kecakapan untuk memahami bahwa manusia itu hakekatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang berbeda-beda. 
  2. Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat. 
  3. Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menimbulkan suatu suasana yang merangsang lahirnya suatu responden dan motivasi. 
Dari ciri kepemimpinan tersebut di atas jelas bahwa kelompok tidak akan mencapai suatu tujuan tanpa adanya pemimpin sebagai pemersatu dan pemberi motivasi. Sejalan dengan pendapat di atas menurut Komaruddin (2004 : 63) fungsi kepemimpinan itu terdiri dari : 
  1. Sebagai pengikat terhadap semua anggota manajemen untuk bertindak dalam kelompok yang utuh. 
  2. Kepemimpinan juga berfungsi sebagai faktor yang memberikan motivasi terhadap anggota manajemen agar supaya tugas manajemen tersebut dapat tercapai. 
Jelaslah bahwa pemimpin dalam suatu organisasi mempunyai fungsi-fungsi dalam hal menyelenggarakan tugas-tugasnya sebagai pimpinan. Sebab tanpa adanya fungsi ataupun wewenang dari pimpinan dalam mengelola suatu organisasi, jelaslah tujuan organisasi tersebut tidak akan tercapai dengan baik sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya. Sehubungan dengan itu maka salah satu hal yang penting bagi seseorang pimpinan adalah sasaran-sasaran apakah yang akan dicapai, kemudian langkah-langkah berikutnya adalah melaksanakan pencapaiannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan bahwa pekerjaan apa yang perlu dilaksanakan, bila dan bagaimana hal tersebut harus dilaksanakan, dan komponen kerja yang bagaimana serta cara melaksanakannya. 

Pada dasarnya orang menyusun sebuah rencana atau sebuah pola tentang aktivitas-aktivitas masa yang akan datang yang terintegrasi. Hal tersebut mengharuskan adanya kemampuan pimpinan dalam hal fungsinya sebagai pimpinan untuk meramalkan atau memvisualisasi, melihat kemuka yang dilandasi tujuan-tujuan tertentu. Singkatnya diperlukan adanya suatu perencanaan (Planning), sebab planning merupakan sebuah fungsi fundamental dari pada pimpinan ataupun manajemen. Setelah ditetapkan arah serta susunan daripada tindakan masa yang akan datang maka langkah berikutnya untuk melaksanakan pekerjaan dengan membagi komponen-komponen aktivitas kerja antara anggota-anggota kelompok dan mencatat bantuan masing-masing anggota kelompok tersebut. 

Aktivitas-aktivitas komponen tersebut dikelompokkan dan dibagi sedemikian rupa sehinggga pelaksanaannya dapat dilakukan dengan pengeluaran seminimal mungkin atau dicapainya kepuasan kerja para pekerja yang maksimal. Tugas membagi pekerjaan dan penerapan hubungan serta tindakan mempertahankan hubungan oleh pihak pimpinan dikenal sebagai pengorganisasian (organizing) sehingga organisasi merupakan suatu fungsi yang fundamental daripada manajemen atau pimpinan. Untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas secara fisik yang timbul karena langkah-langkah perencanaan serta pengorganisasian, maka pihak pimpinan perlu melakukan tindakan-tindakan yang memulai dan melanjutkan tindakan-tindakan selama mereka diperlukan, agar anggota-anggota kelompok dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik. 

Diantara cara-cara yang ditempuh oleh pihak pimpinan agar kelompk bekerja dapat disebut memimpin, mengembangkan para pimpinan memberikan instruksi membantu para anggota untuk memperbaiki hasil pekerjaan dan diri mereka sendiri melalui kreativitas mereka sendirian tindakan memberikan kompensasi tindakan demikian dinyatakan sebagai tindakan menggerakkan (astuating). Actuating merupakan suatu fungsi fundamental daripada Pimpinan, perkataan “Actuate” yang berarti menggerakkan aksi. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa para pimpinan menganggap perlu untuk mengecek atau mengontrol apa yang telah dilaksanakan untuk mencapai kepastian bahwa pekerjaan pihak lain berlangsung dengan memuaskan kearah pencapaian sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adakalanya sewaktu pekerjaan sedang berlangsung timbul adanya masalah yang sulit dipecahkan, salah pengertian dan gangguan-gangguan yang tidak diduga semula, dan hal tersebut harus disampaikan kepada pihak pimpinan, agar ia dapat melaksanakan tindakan-tindakan untuk perbaikan. Jadi fungsi demikian dikenal sebagai pengawasan (Controling) yang fundamental dari pada seorang pimpinan. Dari gamabran-gambaran tersebut di atas, maka fungsi pimpinan dalam hal ini antara lain 

1) Sebagai perencana (Planning). 

Dalam hal ini pimpinan mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan diikuti para karyawan.        

2) Sebagai penggerak/menggerakkan (Actuating) 

Dalm hal ini pimpinan memberikan perangsang (merangsang) para karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan kemauan yang tidak baik dan secara antusias. 

3) Sebagai pengorganisasian (Organising) 

Pimpinan mendistribusikan pekerjaan antara kelompok yang ada, dan menetapkan serta merinci hubungan yang ada. 

4) Sebagai pengawas (Controlling) 

Pimpinan selalu mengawasi aktivitas-aktivitas para karyawan, agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Dari keempat fungsi pimpinan tersebut diatas maka dapatlah kita menggaris bawahi bahwa keempat fungsi tersebut merupakan bagian-bagian daripada proses pimpinan yang dalam fungsinya saling mempengaruhi, serta erat hubungannya satu sama lain. Apabila seorang pimpinan ingin mencapai sasaran-sasaran dengan baik dalam suatu organisasi, maka ia (Pimpinan) haruslah mempunyai wewenang untuk memimpin para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Wewenang ini dapat juga kita sebut sebagai wewenang kepemimpinan yang merupakan hak untuk bertindak atau mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya wewenang ini bisa berasal dari atasan, akan menunjuk seseorang yang dianggap mampu untuk menjadi kepala bagian keuangan dan kemudian diberi wewenang kepada kepala bagian keuangan tersebut. Maka untuk terlaksananya kegiatan organisasi maka pimpinan dalam hal pengendalian mengkoordinasikan bawahannya dengan memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas-tugas pokok bawahannya, antara lain : 

1. Memberi nasehat, petunjuk dan bimbingan pada bawahannya. 
2. Memberi tindakan (sangsi) pada bawahannya. 
3. Menilai bawahan dan mengusulkan promosi mutasi bawahan. 
4. Menghasilkan konsep-konsep pembaharuan sistem kerja. 
5. Meminta nasehat dan petunjuk, bimbingan pada atasan. 
6. Meminta fasilitas yang dapat memperlancar pekerjaan. (Moekijat, 2003 :78). 

Dari fungsi-fungsi tersebut tampak jelas bahwa kelompok tidak akan mencapai suatu tujuan tanpa adanya pemimpin sebagai pemersatu dan pemberi motivasi. Sedangkan dalam Wahjosumidjo (2002:56) peranan kepemimpinan itu ada yang bersifat interpersonal yang meliputi tiga macam peranan seperti : 

1. Fiqurehead 
Sebagai pemimpin satuan organisasi kadang-kadang harus tampil dalam berbagai upacara resmi dan undangan misalnya : hadir dalam upacara perkawinan anggota stafnya, menghadiri upacara pelantikan dan sebagainya. 

2. Berperan sebagai Leader (penggerak) 
Dalam hal ini seorang manajer harus mampu memberikan motivasi kepada setiap bawahan, memberikan bimbingan sehingga bawahan dapat dibina dan dikembangkan dalam pelaksanaan tugas. 

3. Berperan sebagai penghubung. 
Dalam hal ini manajer harus mengembangkan hubungan kerja sama, bukan hanya dengan bawahan melainkan lingkungan kerja diluar satuannya. Dalam hal ini saling tukar-menukar informasi. (Wahjosumidjo, 2002 :37). 

Menurut James A.F. Stoner dan Henry Mintzberg dalam Moekijat (2003 : 80), peranan kepemimpinan terdiri dari : 

1. Planning (perencanaan) 
2. Organizing (organisasi) 
3. Controlling (pengawasan) 
4. Leading (memimpin) 
5. Activing (menggerakkan) 
6. Representing (mewakili) 
7. Coordinating (mengkoordinasikan) 
8. Comunication making (mengambil keputusan) 

Dari semua peranan dan fungsi pemimpin yang telah disebutkan di atas, yang terpenting yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin ialah bagaimana seorang pemimpin merencanakan, menggerakkan bawahannya serta mangawasi dan menyatukan usaha-usaha kelompok orang sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian peranan kepemimpinan pada hakekatnya merupakanserangkaian tugas-tugas atau bagaimana posisi seorang pemimpin dalam mempengaruhi atau menggerakkan bawahannya sehingga dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas yang diembannya terhadap keberhasilan organisasi. Semua ini memerlukan informasi, baik yang asalnya dari tubuh organisasi atau bagian atau seksi, dan seterusnya, maupun sumber dari luar organisasi bersangkutan.


0 comments:

Post a Comment