Budaya
didefenisikan sebagai total jumlah pengetahuan tentang kepercayaan, nilai-nilai
dan kebiasaan untuk melayani secara langsung perilaku consumer dari anggota
masyarakat khusus.
Komponen
kepercayaan dan nilai-nilai pada defenisi di atas berhubungan dengan akumulasi
perasaan dan prioritas yang dimiliki individu tentang sesuatu dan
miliknya. Terdapat empat komponen dalam
budaya, yaitu :
Konsep
menyeluruh, budaya terdiri dari hampir semua hal yang mempengaruhi proses
pemikiran individu dan perilakunya. Budaya tidak hanya mempengaruhi preferensi seorang
konsumen, akan tetapi bagaimana konsumen membuat keputusan dan bahkan bagaimana
konsumen memahami dunia sekeliling.
Budaya
diperoleh, budaya tidak meliputi respon dan predisposisi yang diwariskan. Namun
demikian oleh karena sebagian besar perilaku manusia dipelajari dari pada
pembawaan sejak lahir, maka budaya benar-benar mempengaruhi perilaku.
Kekompakan
masyarakat modern sedemikian rupa sehingga budaya jarang memberikan resep yang
rinci untuk perilaku yang tepat. Sebagai gantinya didalam masyarakat industry
budaya memberikan batas kepada setiap individu dalam berpikir atau bertindak.
Ciri
pengaruh budaya, adalah bahwa kita jarang menyadarinya. Seseorang berperilaku,
berpikir dan merasa konsisten dengan anggota lainnya dari budaya yang sama,
sebab kelihatannya memang alamiah atau memang sudah benar apa yang dia lakukan.
Didalam
makan pizza, karena budaya yang berbeda, di Amerika orang menyukai pizza dengan
pepperone, di Jepang dengan ikan cumi-cumi, di Inggris dengan ikan tuna dan
jagung, di Guatemala dengan saus kacang hitam, di Chili dengan remis dan
kerangdi Bahama dengan ayam panggang, di Australia dengan telur dan di India
dengan asinan jahe.
Budaya
beroperasi dengan batas yang tidak jelas untuk perilaku individu dan
mempengaruhi fungsi institusi atau lembaga seperti keluarga dan media masa.
Jadi budaya menyediakan kerangka kerja dimana gaya hidup individu dan rumah
tangga terlibat.
Beberapa
perbedaan dalam sikap dan perilaku menjadi krusial dalam menentukan kepuasan
dan mungkin menyediakan sebuah peluang untuk segmentasi konsumen dalam budaya
yang berbeda. Azas berlawanan pada penelitian konsumen lintas budaya yang
meskipun konsumen seluruh dunia mungkin sama pada banyak jalan (seperti
peningkatan jumlah wanita yang bekerja keluar rumah), beberapa perbedaan sikap
atau perilaku bisa menjadi krusial dalam penentuan kepuasan dan menyediakan sebuah
peluang untuk segmentasi konsumen dalam budaya berbeda. Walaupun lebih dari 50%
wanita Jepang dan Amerika bekerja diluar rumah (yang mana mempertinggi
kebutuhan untuk banyak produk konvenien dan penghematan waktu).
Analisis
subbudaya memungkinkan manajer pemasaran memfokuskan pada berbagai segmen pasar
yang cukup besar dan alamiah. Ketika melakukan analisis pemasar harus
memperhatikan apakah kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang menjadi
pedoman bagi para anggota subbudaya tertentu dapat menjadikan mereka
calon-calon yang diinginkan untuk di beri perhatian pemasaran secara khusus.
Oleh karena itu subbudaya merupakan unit-unit analisis yang relevan untuk riset
pemasaran.
Gaya
hidup konsumen dipengaruhi oleh keanggotaannya dalam kelompok masyarakat yang
lebih besar, kelompok ini disebut subkultur. Dimana orang yang menjadi anggota
kelompok membagi kepercayaan dan pengalaman biasa kemudian menjadi ketentuan
bagi anggota kelompok lainnya. Setiap konsumen termasuk ke beberapa subkultur.
Keanggotaan dari suatu kelompok subkultur bisa didasarkan pada :
Persamaan
umur, misalnya para manula, remaja, eksekutif muda. Sebuah pertalian budaya
terbentuk diantara jutaan orang yang berasal dari masa selama periode waktu
yang sama. Perubahan penting terjadi pada permintaan individu terhadap setiap
jenis produk dan jasa tertentu karena perubahan usia konsumen mulai dari bayi
sampai orang tua
Kesamaan
latar belakang ras atau etnik atau suku, misalnya arab, india, melayu. Adanya
perbedaan ras tidak dapat disangkal lagi, bahwa keyakinan, nilai-nilai dan
kebiasaan antara satu ras dengan yang lain berbeda. Disamping itu juga
perbedaan warna kulit, profil wajah, tinggi badan dan lain-lain. Kenyataan
inilah yang sering dipakai oleh pemasar untuk membuat segmentasi pasar dan
menentukan pasar sasaran.
Atau kesamaan tempat tinggal
Perubahan Kultural
Tidak
seperti karakteristik biologis yang merupakan pembawaan dari lahir (seperti
seks, kulit, warna rambut atau kecerdasan), budaya dipelajari. Pada awal usia,
kita mulai memperolehnya dari lingkungan social kita sebagai sebuah penetapan
kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang merupakan budaya kita. Untuk
anak-anak, pembelajaran untuk menerima nilai-nilai budaya dan adat adalah
diperkuat melalui proses memainkan permainan mereka. Proses pembelajaran budaya
ini mempersiapkan mereka untuk kehidupan nyata dalam lingkaran kehidupannya.
Bagaimana budaya dipelajari
Terdapat
tiga perbedaan bentuk pembelajaran budaya, yaitu :
- Pembelajaran
formal, dimana orang dewasa dan orang yang lebih tua mengajar anggota
keluarga yang lebih muda tentang bagaimana mereka berkelakuan.
- Pembelajaran
informal, dimana anak-anak mempelajari secara primer melalui peniruan
perilaku orang yang dipilih, seperti keluarga, teman, pahlawan film TV.
- Pembelajaran
teknis, dengan instruksi dari guru pada lingkungan pendidikan tentang apa
yang seharusnya dilakukan dan mengapa harus melakukannya.
Selanjutnya
iklan sebuah perusahaan bisa mempengaruhi ketiga jenis pembelajaran budaya,
seperti banyak iklan produk yang mempertinggi pembelajaran budaya informal
kesediaan audiens dengan sebuah model perilaku untuk meniru. Secara khusus
benar untuk produk yang visible atau menyolok yang dievaluasi dalam penentuan
public (seperti desainer pakaian, hand phone atau status klub golf) dimana
kawan sebaya mempengaruhi seperti memainkan sebuah peran penting.
Enculturasi dan akulturasi
Enculturasi
adalah pembelajaran pada budaya milik seseorang yang telah diketahui.
Acculturasi adalah pembelajaran pada
sebuah budaya baru atau asing yang sudah diketahui.
Bahasa dan symbol
Untuk
memperoleh sebuah budaya umum, anggota sebuah masyarakat harus bisa
mengkomunikasikannya dengan yang lain melalui sebuah bahasa umum. Tanpa sebuah
bahasa umum penyampaian maksud tidak ada yang bisa dan komunikasi yang benar
tidak pernah terjadi. Untuk mengkomunikasikan secara efektif dengan audiens
mereka, pemasar harus menggunakan symbol yang bernilai untuk menyampaikan image
atau karakteristik produk yang diinginkan, Bentuk symbol disini bias verbal
atau nonverbal.
Ritual
Sejenis
kegiatan simbolik yang terdiri dari rangkaian langkah-langkah atau perilaku
majemuk yang dilakukan dengan urutan tertentu dan diulangi dari waktu ke waktu.
Ritual cendrung dihubungkan dengan benda-benda ritual seperti ketupat lebaran,
pohon cemara natal.
Orang
Barat boleh dikatakan secara ritual makan dan minum roti tawar dengan selai,
keju, sereal untuk sarapan. Sedangkan orang Indonesia merasa belum makan bila
belum makan nasi. Oleh sebab itu sangat sulit bagi produk-produk sereal untuk
diterima oleh kebanyakan orang Indonesia sebagai sarapan paginya.
Ritual
dalam budaya juga dimanfaatkan dalam iklan biskuit coklat berlapis cream dengan
merek Oreo, dimana pengiklan mengajarkan kepada konsumen makan Oreo dengan
ritual tertentu yaitu : diputar, dijilat, dicelupkan kedalam susu dan baru
setelah itu dimakan.Ternyata kiat ini sangat berhasil menarik anak-anak sebagai
sasaran mereka.
Pembagian
budaya
Yang
menjadi pertimbangan karakterisik sebuah budaya adalah sebuah kepercayaan,
nilai-nilai atau praktek harus dibagi dengan sebuah porsi yang significan dari
masyarakat.
0 comments:
Post a Comment