Berbagai pengamat menguraikan bahwa ekonomi global yang kini terjadi
merupakan satu bentuk transisi ke “ekonomi pengetahuan” atau “masyarakat
informasi”. Berbagai penulis dalam bidang manajemen beberapa tahun belakangan
ini menempatkan peran pengetahuan atau modal intelektual dalam dunia bisnis.
Nilai dari perusahaan berteknologi tinggi seperti perusahaan perangkat lunak
atau bioteknologi, bukanlah terletak pada kekayaan fisik yang bisa diukur oleh
para akuntan, melainkan pada hal-hal yang tak bisa diraba, yaitu pengetahuan.
Tahun-tahun belakangan ini makin diakui oleh lembaga-lembaga internasional
bahwa pengetahuan merupakan faktor krusial dalam produksi. Beberapa konperensi
pada tahun 1997 yang disponsori oleh Bank Dunia, telah menempatkan pengetahuan
dan “human capital” sebagai jantung dari agenda ekonomi. Oleh karena itu di
tingkatan mikro (organisasi perusahaan) mulai dikenalkan konsep “knowledge
management” atau “learning organization”.
ORGANISASI BELAJAR
Munculnya pesaing-pesaing baru dalam ekonomi global menuntut adanya
perluasan seperangkat ketrampilan yang “hard” (teknologi) dan “soft”
(interpersonal dan komunikasi) secara seimbang. Ketrampilan yang
diidentifikasikan oleh beberapa pengarang manajemen, meliputi manajemen
informasi, sumber-sumber daya, hubungan dengan manusia, dan “self-management”.
Titik awal, sudah tentu adalah ketrampilan dasar : membaca, menulis, berhitung,
dan, yang paling penting adalah “kemampuan untuk terus-menerus belajar
sepanjang hidup” (ability to learn continuously throughout life). Sebagai
tambahan, pekerja “global” memerlukan fleksibilitas, kemampuan memecahkan
masalah dan mengambil keputusan, mampu beradaptasi, berpikir kreatif,
motivasi-diri, dan memiliki kapasitas refleksi.
Belajar ?
Pada tingkat individual : memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan.
Pada tingkat organisasi : mengubah
persepsi, visi, strategi, dan mengalihkan pengetahuan
Pada tingkat individual dan
organisasi : penemuan dan pembaharuan – penciptaan, penjajagan pengetahuan
baru, pemahaman gagasan-gagasan baru.
Organisasi Belajar
Organisasi belajar dapat dipandang sebagai tanggapan atas makin mening-
katnya dinamika dan “unpredictable”-nya lingkungan bisnis. Ada beberapa penulis
yang mengemukakan definisi :
“ Inti organisasi belajar adalah
kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya
guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi ” (Nancy
Dixon, 1994)
“ Organisasi di mana orang-orangnya
secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang
benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang
dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang
secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara
bersama” (Peter Senge, 1990)
Di samping itu ada satu definisi yang mencoba menguraikannya secara
lebih komprehensif. "Organisasi belajar adalah organisasi yang di dalamnya
terdapat sistem, mekanisme, dan proses, yang digunakan secara kontinyu oleh
anggota-anggotanya guna meningkatkan kapabilitas sehingga mampu mencapai
sasaran pribadinya dan komunitas di mana dia berpartisipasi" (David J.
Skyrme)
Beberapa pokok pikiran penting yang mencirikan organisasi belajar adalah
:
Adaptif pada lingkungan eksternal
Terus-menerus meningkatkan
kapabilitas untuk berubah
Mengembangkan kemampuan belajar
secara individual dan kolektif
Menggunakan hasil belajar untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
Mengapa harus Organisasi Belajar ?
Awalnya perusahaan berupaya memperbaiki produk, pelayanan, dan
inovasinya melalui “continues improvement” dan “breakthrough strategies”. Cari
ini menghasilkan konsep yang dikenal dengan nama Total Quality Management (TQM)
dan Business Process Reengineering). Namun perusahaan menemukan fakta bahwa
kegagalan atau juga keberhasilan program-program tadi sangat ditentukan oleh
faktor manusia (human factors) seperti : ketrampilan, sikap dan budaya
organisasi.
Art Kleiner penyusun buku Fifth Discipline Fieldbook mengutarakan bahwa
gagasan organisasi belajar disebar luaskan guna :
- mencapai kinerja tinggi dan
memenangkan persaingan
- hubungan dengan pelanggan lebih
baik
- menghindari penurunan
- memperbaiki kualitas
- memunculkan inovasi
- memenuhi kebutuhan pribadi dan
spiritual
- meningkatkan kemampuan kita
dalam mengelola perubahan
- bisa saling memahami
- memperluas batasan-batasan
- memperoleh kebebasan
- menghargai saling ketergantungan
Komentar lain tentang organisasi belajar adalah:
- lebih menyenangkan (fun) bekerja
pada organisasi yang menerapkan konsep organisasi belajar
- organisasi belajar memberikan
harapan kepada anggotanya untuk memperoleh hasil yang lebih baik
- organisasi belajar merupakan
tempat bermain bagi gagasan kreatif
- organisasi belajar merupakan
tempat aman untuk berani mengambil resiko dengan gagasan dan perilaku
baru.
- Dalam organisasi belajar setiap
pendapat anggota dihargai dan siapapun bisa berpendapat, tanpa dibatasi
oleh posisinya dalam organisasi
Tipe-tipe pembelajaran
Organisasi Belajar lebih dari sekedar
pelatihan (training). Pelatihan membantu seseorang mengembangkan ketrampilan
dalam bidang tertentu, sedangkan organisasi belajar mengembangkan ketrampilan
dan pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi. Ada 4 tipe pembelajaran yang dikembangkan
dalam organisasi belajar.
Pertama : Mempelajari fakta-fakta,
pengetahuan, proses, dan prosedur. Diaplikasikan pada situasi buruk yang telah
diketahui.
Kedua : Mempelajari ketrampilan kerja
baru yang bisa ditransfer ke situasi lain. Diaplikasikan pada situasi baru yang
memerlukan perubahan. Membawa pakar dari luar organisasi merupakan cara yang
bermanfaat.
Ketiga : Belajar beradaptasi.
Diaplikasikan pada situasi yang lebih dinamis, di mana perlu dikembangkan cara
pemecahan masalah. Percobaan (eksperimen), dan menarik pelajaran dari kegagalan
dan keberhasilan organisasi lain merupakan cara pembelajaran yang tepat.
Keempat : Belajar mempelajari
sesuatu. Di sini kita bicarakan inovasi dan kreativitas; merancang masa depan,
tidak sekedar beradaptasi. Jika organisasi sudah mencapai tingkat ini maka yang
dijadikan sasaran tidak hanya pada organisasi, melainkan juga pada semangat
industrial.
Keempat tipe pembelajaran tersebut
dapat diaplikasikan ke tiga tingkat peserta belajar : INDIVIDU – KELOMPOK –
ORGANISASI
THE FIFTH DISCIPLINE
Organisasi Belajar, belajar
berinovasi secara terus menerus dengan cara menempatkan perhatian pada “lima
komponen”. Memang, kelimanya tidak pernah bisa terkuasai, tetapi organisasi
yang terbaik mempraktekannya secara konstan.
System Thinking : Orang dalam organisasi belajar bekerja dalam
lingkungan sistemik. Jntung berpikir sistem adalah kesadaran akan keterkaitan
dirinya dalam tim, keterkaitan tim dengan organisasi, keterkaitan organisasi
dengan lingkungan yang lebih luas lagi.
Personal Mastery : Dalam organisasi
belajar, individu dan profesinya dipandang sebagai faktor yang krusial untuk
membawa keberhasilan organisasi. Oleh karena itu individu tidak boleh berhenti
belajar. Dia harus memiliki visi (mimpi) pribadi, harus kreatif, dan harus
komit pada kebenaran. 7 Habits of Effective People.
Mental Models : Respon atau perilaku
kita atas lingkungan dipengaruhi oleh asumsi yang ada dalam pikiran kita
tentang pekerjaan dan organisasi. Kognitif. Persoalannya muncul ketika mental kita
terbatas atau bahkan tidak berfungsi, sehingga menghalangi perkembangan organisasi. Dalam organisasi
belajar model mental menjadi tidak terbatas, melainkan bebas dan selalu bisa
berubah. Jika organisasi menginginkan berubah menjadi organisasi belajar maka
harus bisa mengatasi ketakutan-ketakutan atau kecemasan-kecemasan untuk
berpikir.
Shared Vision : Tujuan, nilai, misi
akan sangat berdampak pada perilaku dalam organisasi, jika dibagikan dan
dipahami bersama, dan dimiliki oleh semua anggota organisasi. Gambaran masa
depan organisasi merupakan juga mimpi-mimpi indah kelompok dan individu. Visi
bersama akan menghasilkan komitmen yang kokoh dari individu ketimbang visi yang
hanya datang dari atas.
Team Learning : Tim senantiasa ada
dalam setiap organisasi. Sebutannya bermacam-macam : departemen, unit, divisi,
panitia, dan lain sebagainya. Seringkali seorang individu berfungsi di beberapa
tim. Dalam organisasi individu harus mampu mendudukan dirinya dalam tim. Dia
harus mampu berpikir bersama, berdialog, saling melengkapi, saling mengoreksi
kesalahan. Individu melihat dirinya sendiri sebagai satu unit yang tidak bisa
terpisahkan dari unit lain, dan saling tergantung.
Ciri-ciri Organisasi Belajar
- Misi dan Visi Perusahaan
dinyatakan dan dipahami secara luas oleh anggota organisasi
- Mengalirkan Misi dan Visi ke
Kelompok, Divisi, dan Depatemen.
- Misi dan Visi perusahaan
merupakan inspirasi yang membimbing kinerja setiap anggota organisasi
- Menyediakan pelatihan
berkesinambungan bagi setiap anggota di setiap tingkatan
- Para manajer mengalirkan
jenis-jenis pelatihan kepada para anak buahnya.
- Mengembangkan budaya kerja dalam
tim.
- Memberdayakan pegawai agar mampu
bekerja tanpa arahan langsung dari manajer, atau melaksanakan “continuous
improvement” berdasarkan visi bersama.
- Memelihara iklim keterbukaan
- Mendorong eksperimen-eksperimen
kerja dan keberanian mengambil resiko, dan mencegah saling menyalahkan.
- Komunikasi terbuka agar semua
pegawai “well-informed” – (tidak percaya pada rumor).
- Memiliki mekanisme kesadaran
untuk menyebarkan pengetahuan dan pemahaman
- Keputusan diambil berdasarkan
fakta
- Di semua level, diajarkan dan
diaplikasikan cara mendianosis, analisis, dan pengambilan keputusan
- Konstan menilai pasar, pesaing,
lingkungan, dan mengevaluasi ulang strategi-strateginya
- Mencobakan gagasan baru,
menyebarkannya jika berhasil, atau membuang dan memperbaikinya jika gagal.
- Berinvestasi pada Litbang
(R&D)
- Sering memperkenalkan proses
kerja baru, produk dan pelayanan baru
- Secara konstan memperbaiki
kapabilitas dan kinerja
- Memahami klien atau pelanggan,
dan berdialog dengan mereka secara berkesinambungan
- Menetapkan tujuan yang jelas,
dan yakin tujuan tersebut diketahui oleh semua orang
- Mendorong semua pegawai untuk
secara konstan menantang kondisi “status quo”
- Mengurangi permainan politik
dalam perusahaan
- Menghargai, menghargai,
menghargai
- Memperpendek siklus waktu kerja
di semua proses
- Tidak memelihara sikap “berpuas
diri”
- Memiliki pegawai yang kepuasan
kerja dan kebanggaan atas pekerjaan tinggi
- Fokus pada pencegahan ketimbang
perbaikan
- Melibatkan setiap orang dalam
“continuous improvement”
Getting Started
Banyak cara untuk mulai menciptakan
iklim Organisasi Belajar salah satu cara adalah :
Mulai dari “top” – membantu untuk
memberikan daya dorong
Mulai dari masalah yang kronis
(menahun) – selalu baik untuk memunculkan pemikiran
Bentuk “Task Force” – tapi masih
memerlukan dorongan dan visi
Mulai dengan mendiagnosa organisasi –
Dept SDM dapat dijadikan konsultan (seharusnya)
Kaitkan dengan proses yang sedang
berlangsung
Kaji ulang proses dan sistem yang ada
– audit untuk mengetahui “capability gap”
Kembangkan sistem baru.
0 comments:
Post a Comment