Monopoli merupakan kebalikan
ekstrim dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari
suatu barang yang tidak mempunyai subtitut, dengan kata lain, perusahaan
tunggal tersebut sekaligus pula sebagai industrinya. Monopoli, seperti halnya
persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang
dihasilkan oleh satu produsen saja. Bahkan barang-barang publik pun sebenarnya
adalah monopolis yang tidak sempurna. Misalnya, PT. KAI, secara khas merupakan
monopoli untuk angkutan kereta api, tetapi ia menghadapi persaingan keras dari
angkutan bus, pesawat terbang atau mobil pribadi.
Walaupun monopoli sangat jarang
terjadi, tetapi masih tetap penting untuk ditelaah secara mendalam. Banyak
hubungan-hubungan ekonomi yang ada dalam monopoli bisa digunakan untuk
mengestimasi perilaku optimal perusahaan secara kurang tepat, tetapi lebih
lazim, yaitu sebagian pada struktur pasar persaingan dan sebagian pada struktur
pasar monopolistik yang mendominasi dunia nyata.
Selain itu, suatu pemahaman yang
mendalam tentang hubungan-hubungan dalam pasar monopoli memberikan landasan
yang diperlukan untuk menelaah "ekonomi pengaturan" (economics of
regulation), suatu topik penting bagi para manajer dunia bisnis.
Keputusan Harga/Output Dalam
Monopoli
Jika suatu perusahaan yang
monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya.
Keputusan ini dilukiskan dalam gambar 6.2. Di situ perusahaan tersebut
menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia
menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P –
C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
Walaupun Q merupakan tingkat
outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya
jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan
ini terjadi dalam gambar 6.2, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan
diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi
ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan
meningkatkan produksi jika ingin
meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang
secara matematis kondisi laba maksimal
pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:
p = R - B
Laba
maksimum akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat
output sama dengan nol.

MR = MC
Gambar 6.2 menunjukkan bagaimana seorang
manajer dalam menentukan tingkat
output optimal. Kurva MR, memotong kurva MC pada tingkat output Qm, yang
sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimum yang masih dapat
diterima oleh konsumen untuk output Qm adalah Pm. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimumkan
laba bagi monopoli adalah Qm
dan Pm. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir, yaitu ( Pm - BRQM ) Qm.
Monopoli tidak berarti bahwa
akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba
ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi
yang diperoleh dapat dipertahankan
dalam jangka panjang. Walaupun demikian laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang
dihadapi relatif terhadap biaya
produksi yang dikeluarkan. Gambar 6.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Qm,
harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar
daerah yang diarsir.
0 comments:
Post a Comment