1. Berbuka apabila sudah masuk waktu
Maghrib. ( dalil: 6 ) Sunnah berbuka adalah sbb :
1.
Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib
dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru
melaksanakan shalat. (
dalil: 2,3 dan 4 )
2.
Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus
dimakan, jangan shalat dahulu. (
dalil : 6 )
3.
Setelah
berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi
basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil: 5 )
2. Makan sahur. ( dalil : 7 dan 8 )
Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam
mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 )
b. Apabila pada tengah makan atau minum
sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai,
tidak perlu dihentikan di tengah sahur
karena sudah masuk waktu Shubuh. (
dalil 11 dan 12 ) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada
zaman sahabat maupun tabi'in.
3. Lebih bersifat dermawan (banyak
memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an (
dalil : 13 )
4. Menegakkan shalat malam / shalat
Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada
sepuluh malam terakhir( 20 hb. sampai akhir
Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 ) Cara shalat Tarawih
adalah :
1.
Dengan
berjama'ah. ( dalil : 19 )
2.
Tidak
lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali,
atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. (
dalil : 17 )
3.
Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18)
4.
Bacaan
dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at
ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )
5.
Membaca
do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )
5. Berusaha menepati lailatul qadar
pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan
menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat
beribadah dan membaca : Yaa Allah
Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan
26 )
6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh
malam terakhir. (dalil : 27 )
Cara i'tikaf :
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke
tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf
kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )
c. Tidak mencampuri istri dimasa
i'tikaf. ( dalil : 30)
7. Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan
34 )
8. Menjauhi perkataan dan perbuatan
keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32 )
Maraji’ (Daftar Pustaka):
1. Al-Qur’anul Kariem
2. Tafsir Aththabariy.
3. Tafsir Ibnu Katsier.
4. Irwaa-Ul Ghaliel, Nashiruddin
Al-Albani.
5. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq.
6. Tamaamul Minnah, Nashiruddin
Al-Albani.
0 comments:
Post a Comment