Kepemimpinan
Kepemimpinan yang dimaksud
disini adalah kepemimpinan sebagai nilai atau kualitas, bukan pengetahuan
tentang manajemen sumber daya manusia. Mungkin akn lebih tepat kalau disebut
sebagai “kepeloporan” sedangkan pemimpin adalah orang yang menunjukan arah.
Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan selalu tahu arah yang harus
dimbil. Keputusan-keputusanya mantap dan didasari oleh keyakinan diri disertai
data-data dan informasi yang akurat.
Dalam dunia usaha, jiwa
kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan karena secara sadar atau
tidak seseorang yang berwiraswasta telah menempatkan dirinya pada posisi
pemimpin. Kedudukan tersebut mengharuskannya untuk selalu mampu mengambil
keputusan yang menurut perhitungannya paling baik dan bijaksana. Tidak boleh
ada keraguan atau kebimbangan karena jika itu terjadi maka keputusan yang
diambil akan terlambat dan tidak efektif lagi. Dilain pihak, pengusaha yang
tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan condong mengikuti pendapat dari figur
yang dominan terhadap dirinya, sehingga pengusaha tersebut biasanya sulit
membawa perusahaannya kearah kemajuan yang berarti.
Pengusaha yang berpeluang maju
secara mantap adalah pengusaha yang memiliki jiwa kepemimpinan secara menonjol.
Ciri-cirinya biasanya keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim/tampil beda..
Tata Laksana
Tata laksana merupakan
terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan. Manajemen bukan semata-mata
konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan tetapi diperlukan semua orang.
Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur yang berguna
untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat
hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.
Berbeda dengan sikap mental
dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka
manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap mental berada di
dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau keprigelan
Manajemen kegunaannya juga
sangat universal, dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Bila
manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan
morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bias dipastikan akan
mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang
yang ingin memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan manajemen seketika pada saat perusahaan baru
saja dimulai, sekecil apapun ukurannya.
Keterampilan
Lapisan terluar dari struktur
prioritas adalah keterampilan. Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan
perorangan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi
sesuatu, baik secara fisik dan non fisik
termasuk keterampilan manajerial dan keterampilan pemasaran jelas
merupakan faktor yang amat penting, karena disinilah nantinya kualitas produk
ditentukan tinggi rendahnya.
Banyak pihak berpendapat bahwa
dengan berbekal penguasaan keterampilan, seseorang pasti bisa menjdi
enterpreuneur (wiraswastawan) yang berhasil. Namun demikian, kalau kita mau
meneliti lebih jauh ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan
disebabkan oleh keterampilan semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang
dimiliki si pengusaha. Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk
mengantar orang ke jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam
dunia usaha.
Ada tiga hal yang memungkinkan
seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa tampil sebagai tokoh yang
sukses atau orang berkecukupan, yaitu :
1. Memanfaatkan Leadership yang berasal dari diri sendiri
2. Memanfaatkan Leadership orang lain
3. Faktor keberuntungan (luck and hoki)
Semua disiplin ilmu tidak
memperhitungkan adanya factor keberuntungan, demikian juga dengan ilmu
kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh wiraswastaan sejati
mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri
sehingga mencapai tingkat kemapanan.
Naluri Kewirausahaan
Setiap kegiatan yang mempunyai
bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri. Demikian juga dengan
wiraswastaanpengusaha bersaing bukan hanya dengan perusahaan-perusahaan
pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi-situasi tertentu seperti moneter,
ekonomi, politik perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat
mengantisipasi setiap perkembangan jyang mungkin terjadi, seorang wiraswastaan
perlu melatih naluri kewirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun
dan tetap bertahan hidup.
Inti Wiraswasta
Fungsi manusia akan tumbuh
sempurna bila pembinaan dilaksanakan menuruti 4 tahap prioritas yaitu sikap
mental, kepemimpinan, tata laksana serta keterampilan. Sebaliknya,
ketidaksempurnaan dan kerusakan atau kehilangan dari salah satu unsure
tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia yang bersangkutan,
bahkan bias fatal.
Empat lapis prioritas diatas
sebenarnya dapat disederhanakan menjadi hanya 2 (dua) kelompok, karena pada
dasaranya dua yang pertama dan dua yang terakhir berasal dari rumpun yang sama.
Pengelompokan itu terdiri dari :
1.
Kelompok Sikap Mental yang mencakup lapisan sikap
mental itu sendiri dan unsure kepemimpinan atau Leadership dan
2.
Kelompok Ilmu Pengetahuan, yang terdiri dari lapisan
manajemen dan keterampilan.
0 comments:
Post a Comment