Pengembangan Industri Berkeunggulan Kompetitif

Adanya hambatan-hambatan yang terkait dengan proses produksi berupa peraturan dan prosedur di bidang perpajakan, perbankan maupun perijinan yang memerlukan penyederhanaan dan penyempurnaan merupakan masalah utama yang perlu cepat diatasi terutama dalam kaitannya untuk meningkatkan utilisasi kapasitas produksi, efisiensi dan daya saing industri. Tantangan ini berpengaruh pada upaya penciptaan iklim usaha yang kondusif sehingga pada gilirannya dapat menghambat kesinambungan sediaan dan peningkatan produktivitas barang dan jasa. Hal penting lainnya yang perlu dicermati adalah masih terbatasnya kemampuan SDM industri dalam penguasaan manajemen dan teknologi. Dalam era perdagangan bebas nanti, dampaknya akan berpengaruh pada rendahnya tingkat efisiensi produksi serta daya saing produk yang dihasilkan. 

Tantangan lainnya yang juga memprihatinkan adalah lemahnya koordinasi dan sinergi kebijakan baik di tingkat pusat maupun di daerah. Hal ini terjadi disebabkan kesadaran untuk melaksanakan koordinasi masih kurang memadai. Tantangan ini menjadi lebih kompleks manakala semangat otonomi daerah yang berkembang saat ini, yang memberi peluang lebih luas bagi daerah untuk menentukan kebijakan pembangunan daerahnya masing-masing, cenderung terjebak pada kepentingan jangka pendek daripada memperhatikan kepentingan jangka panjang. Apabila masalah ini tidak segera dicarikan solusinya akan berdampak negatif pada proses restrukturisasi pembangunan industri. Pengembangan klaster industri sebagai wujud dari langkah restrukturisasi akan mengalami hambatan karena strategi ini membutuhkan sistem keterkaitan yang kuat dan terintegrasi antar sektor dan regional. 

Industri skala kecil dan menengah yang merupakan salah satu komponen penting dalam upaya restrukturisasi dan pengembangan ekonomi kerakyatan juga tidak terlepas dari berbagai hambatan yang ada. Peranan industri kecil dalam mendukung penguatan basis produksi, diharapkan mampu menjadi dasar pengembangan usaha di masa mendatang terutama dalam menghadapi era globalisasi. Hambatan tersebut diantaranya: (1) kultur masyarakat yang masih bersifat agraris sehingga sistem pengelolaan usahanya kurang mencerminkan semangat yang berwawasan bisnis; (2) terbatasnya dukungan infrastruktur murah dan memadai, seperti sarana promosi, lembaga penelitian teknologi profesional, dan jaringan informasi, yang mendukung berkembangnya ekonomi rakyat serta terciptanya inovasi melalui peningkatan diversifikasi dan disain produk guna pemenuhan kebutuhan konsumen; (3) terbatasnya dukungan akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dalam rangka mendapatkan tambahan modal usahanya, dan (4) terbatasnya wawasan terhadap aspek pelestarian lingkungan sebagai salah satu faktor penting daya saing produk di pasar internasional.


0 comments:

Post a Comment