Perkembangan
lembaga keuangan secara umum akan sangat dipengaruhi oleh iklim perekonomian
secara makro. Dalam tahun 2000, meskipun pertumbuhan ekonomi tercatat cukup
tinggi, berbagai ketidakpastian yang muncul telah menghambat perkembangan
berbagai bentuk lembaga keuangan.
Kinerja
pasar modal selama tahun 2000 menunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini
tercermin dari menunrunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 676,9 pada
akhir tahun 1999 menjadi 416,3 pada akhir tahun 2000. Sejalan dengan itu nilai
rekapitalisasi pasar pada periode yang sama juga menurun dari Rp 451,8 triliun menjadi Rp 259,6 triliun.
Di
sektor perbankan, seperti disampaikan pada penjelasan program restrukturisasi
perbankan, fungsi intermediasi perbankan masih
belum pulih. Selanjutnya, proses rekapitalisasi perbankan telah berhasil
dituntaskan pada akhir Oktober 2000, namun beberapa bank masih mencatat CAR di
bawah 4 persen.
Sementara
itu, sumber pembiayaan alternatif di luar pasar modal dan perbankan telah
berperan mengurangi kelangkaan pembiayaan. Hal ini tercermin dari peningkatan
kinerja perusahaan pembiayaan dan pegadaian.
Total
nilai kegiatan usaha perusahaan pembiayaan, sampai dengan bulan Oktober 2000,
naik 17,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dialami oleh semua jenis
kegiatan perusahaan pembiayaan, kecuali kegiatan anjak piutang yang menurun
16,8 persen. Peningkatan terbesar terjadi pada pembiayaan konsumen, yaitu naik
64,5 persen.
Adapun
untuk pegadaian, peningkatan kinerja tesebut antara lain tercermin dari
penambahan kantor cabang dari 650 unit menjadi 700 unit. Omzet usaha pegadaian,
sampai dengan Desember 2000, meningkat
dengan 31,0 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan mampu melayani 12,9 juta
nasabah, yang berarti peningkatan sebesar 4,5 persen dari tahun sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment