Seleksi (selection) menurut
Mathis dan Jackson (2006,h.261) adalah proses pemilihan orang-orang yang
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di sebuah
organisasi.
Seleksi merupakan proses serangkaian kegiatan yang disusun sedemikian rupa
sehingga prosesnya selancar mungkin , dan yang memberikan kesan bahwa si calon
tidak sedang di test.Mereka tidak diseleksi karena mereka mempunyai ragam
pendidikan atau pengalaman yang tidak perlu, atau mereka tidak mempunyai tingkat
intelegensia yang tinggi, atau mereka termasuk orang yang tidak disukai, namun
proses seleksi adalah usaha menjaring dari mereka yang dianggap nantinya bisa
menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditawarkan, mereka dianggap dapat
memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan oleh para pimpinan organisasi.(Agus
Sunyoto, 2008,h.48).
Menurut Veithzal Rivai (2008, h 170), seleksi adalah kegiatan dalam
manajemen SDM yang dilakuka setelah proses rekrutmen seleksi dilaksanakan. Hal
ini berarti tekah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk
kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan seleksi. Proes seleksi sebagai
sarana yang digunakan dalam penentuan dan pelamar mana yang akan diterima.
Prosesnya dimulai ketika melamar kerja dan akhirnya dengan keputusan
penerimaan. Berdasarkan itu maka kegiatan seleksi itu mempunyai arti yang
sangat strategis dan penting bagi perusahaan. Apabila dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen SDM secara wajar, maka proses seleksi akan
dapat menghasilkan pilihan karyawan yang dapat diharapkan kelak memberikan
kontribusi yang positif dan baik. Oleh karena itu, perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang terbaik bagi para pelamar sehingga masing-masing akan mendapat
kepuasan. Sedangkan bila seleksi dilaksanakan secara tidak terbaik, maka
perusahaan aka memperoleh dampak negatif, keluhan pelanggan yang tidak puas,
produk yang dihasilkan berkurang dan tidak berkualitas yang akibatnya
perusahaan akan menderita kerugian. Oleh karena itu, seleksi merupakan kegiatan
yang benar-benar harus disiapkan secara baik melalui proses yang panjang dan
karyawan tersebut dapat bekerja dengan motivasi yang tinggi serta berkarya
secara maksimal. Meskipun keputusan penerimaan akhir dilakuakan oleh manajer,
departemen SDM mengevaluasi para pelamar mengenai kesesuaian potensi mereka
melalui penggunaan prosedur-prosedur yang valid,
atau dapat pula dilakukan bahwa proses seleksi merupakan serangkaian kegiatan
yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Proses ini
termasuk pemanduan kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja pelamar dan perusahaan.
Pendapat lain dikatakan bahwa proses seleksi merupakan proses pengambilan
keputusan timbal balik antara calon tenaga kerja dengan perusahaan. Perusahaan
memutuskan menawarkan lowongan kerja; calon pelamar memutuskan apakah
perusahaan beserta tawarannya akan memenuhi kebutuhan dan tujuan studinya.
Dalam keadaan biasa pada umumnya proses seleksi cenderung ditentukan sepihak,
yaitu dominasi pada pihak perusahaan.
Seleksi dilaksanakan tidak saja untuk penerimaan karyawan baru saja, akan
tetapi seleksi ini dapat pula dilakukan karena untuk mengembangkan, atau
penerimaan karena adanya peluang jabatan. Untuk memperoleh atau mendapatkan
peluang jabatan tersebut perlu dilakukan seleksi, sehingga dapat diperoleh SDM
yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Peluang jabatan ini dapat diisi oleh
siapa saja yang ada di lingkungan perubahan tersebut yang memenuhi persyaratan
dan kualifikasi tertentu.
Menurut Andrew E. Sikula dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2002, h 35) pengertian seleksi bahwa :
”Selecting is choosing. Any alection is a collection of things chosen. The selection process involves
picking out by preference some objects or things from among others. In
reference to staffing and employment, selection refers specifically to the
deciation to hire a limited number of workers
from a group of potential employees”.
(Penyeleksian adalah pemilihan. Menyelidiki merupakan suatu pengumpulan dari
suatu pilihan. Proses seleksi melibatkan pilihan dari berbagai objek dengan
mengutamakan beberapa objek saja yang dipilih. Dalamepegawaian, seleksi lebih
secara khusus mengambil keputusan dengan membatasi jumlah pegawai yang dapat
dikontrakkerjakan dari pilihan sekelompok calon-calon pegawai yang berpotensi).
Menurut MT.E Hariandja
(2002, h 125), seleksi merupakan proses untuk memutuskan pegawai yang tepat
dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik
perekrutan internal maupun eksternal. Proses ini, seperti halnya rekrutmen,
merupakan kegiatan yang sangat penting sebab hasil yang didapat dari perekrutan
tidak menjamin bahwa seluruh calon yang direkrut sesuai dengan perusahaan.
Disamping itu, seleksi juga tidak hanya berarti memilih pegawai yang tepat
dilihat dari sudut pandang organisasi. Tetapi juga dari sudut pegaeai yang
memilih organisasi yang sesuai dengan keinginannya. Hal ini penting sebab unjuk
kerja seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki, tetapi
juga oleh sikapnya terhadap organisasi, dalam pengertian keyakinannya bahwa
organisasi yang dimasuki akan dapat mewujudkan harapan-harapan yang
mengakibatkan dia sedang bekerja di organisasi tersebut.
Seleksi tentu saja
dilakukan bukan hanya untuk memilih pegawai baru untuk menjadi pegawai
perusahaan, tetapi dapat juga untuk memilih pegawai yang akan dipomosikan untuk
menduduki jabatan baru, pegawai yang dipindahkan ke bagian lain, atau bahkan
untuk pegawai yang akan diputuska hubungan pekerjaan dengan perusahaan
(penempatan). Sebab calon pegawai untuk mengisi jabatan yang kosong dapat
bersumber dari luar perusahaan, dapat juga bersumber dari dalam. Pentingnya
seleksi mengakibatkan kegiatan tersebut harus dilakukan secara tepat dan benar
untuk mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan. Bagaimanakah kegiatan tersebut
dilakukan atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan, serta siapa yang
melakukan dalam uapaya untuk memenuhi fungsinya, merupakan aspek yang akan
dibahas di sini.
Pada prinsipnya, kegiatan
seleksi tanpa melihat apakah seleksi yang dilakukan untuk pegawai baru,
promosi, pemindahan atau yang lain-lain, berkaitan dengan tahap-tahap tertentu,
yaitu:
a.
Penentuan tuntutan pekerjaan dan
perusahaan.
b.
Penentuan jenis orang yang dibutuhkan.
c.
Penentuan alat dan
langkah-langkah/prosedur seleksi.
d.
Faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan alat/prosedur seleksi.
e. Siapa
yang melakukan seleksi.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam seleksi untuk
mendapatkan pegawai yang tepat adala menganalisis tuntutan pekerjaan yang akan
dilakukan calon pegawai tersebut. Untuk itu, sebelumnya organisasi yang akan
melakukan seleksi harus memiliki pemahaman yang baik mengenai tuntutan
tersebut. Tuntutan itu dapat ditelusuri dari informasi analisis jabatan, yaitu job description, job specification, and job
performance standard. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perusahaan
yang memiliki informasi analisis jabatan akan lebih mungkin melakukan seleksi
dengan baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya. Namun demikian, kelihatannya tuntutan lain
mungkin diperlukan, yaitu tuntutan organisasional. Tuntutan organisasional
mengacu pada nlai-nilai budaya perusahaan dan strategi yang akan dipakai
perusahaan, yang secara umum didefinisikan pada saat pelaksanaan perencanaan
sumber daya manusia
0 comments:
Post a Comment