Dalam proses dan tahapan seleksi digunakanteknik-teknik seleksi pegawai,
yaitu menggunakan beberapa tes Anwar Prabu Mangkunegara (2002, h 35) yaitu :
a.
Tes Pengetahuan Akademik
Tes pengetahuan akademik bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
materi pengetahuan akademik calon pegawai. Materi tes yang diberikan harus disesuaikan dengan bidang
pendidikan dan tingkat pendidikan calon pegawai. Di samping itu pula diberikan
materi tes yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan kepadanya.
b. Tes pisikologi
Tes psikologi ini diberikan oleh ahli psikologi. Tes psikologi mengungkap
kemampuan potensial dan kemampuan nyata calon pegawai. Disamping itu pula dapat
di ungkap minat, bakat, motivasi, emosi, kepribadian, dan kemampuan khusus
lainya yang ada pada calon pegawai. Beberapa tes psikologi yang diberikan untuk
seleksi pegawai, antara lain tes bakat (aptitude
test), tes kecenderungan untuk berprestasi (achievement test), tes minat bidang pekerjaan (vocational interest), tes kepribadian (personality test).
c. Wawancara
Wawancara adalah
pertemuan antara dua orang atau lebih secara berhadapan (face to face) dalam rangka mencapai suatu tujaun tertentu.
Wawancara seleksi merupakan salah satu teknik seleksi pegawai yang dilakukan
dengan cara Tanya jawab langsung untuk mengetahui data pribadi calon pegawai.
Tujuan wawancara seleksi
adalah untuk mengetahui apakah calon pegawai memenuhi persyaratan kualifikasi
yang lebih ditentukan perusahaan.
Proses seleksi menurut
Agus Sunyoto (2008, h.48) sebagai berikut :
a.
Pemilihan Awal. Pada tahap ini dilakukan
penyaringan mereka yang memenuhi syarat dan mana yang tak memenuhi syarat.
b.
Pemeriksaan Surat Lamaran. Semua pelamar
yang memenuhi syarat dipertimbangkan dan memperoleh peluang yang sama untuk
dipertimbangkan.
c. Ujian-ujian saringan : performance/achievement test, intellegence
test, aptitude test, interest test, personality test. Perlu diperhatikan
tingkat kesahihan (validity), dan
tingkat kepercayaan (realibility).
d. Pengecekan narasumber atau references (rujukan) atau surat-surat
rekomendasi, memo, dan lain-lain.
e. Wawancara. Cara ini digunakan setelah
calon pegawai melalui tahapan penyaringan rekrutmen sebelumnya seperti
screening, mempelajari surat-surat permohonan, penyelenggaraan testing,
pengecekan referensi, fisik, medis dan sebagainya.
Menurut Veithzal Rivai
(2008, h 161), proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh
para pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia diterima atau ditolak sebagai
karyawan baru. Proses ini berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Proses tersebut pada umumnya meliputi evaluasi persyaratan,
testing, wawancara, ujian fisik. Dalam proses seleksi itu dipakai berbagai
macam jenis dalam mengevaluasi persyaratan dan terutama untuk testing. Ada dua
konsep penting yang harus diperhatikan untuk peralatan seleksi ini, realiabilitas dan validitas. Reliabilitas (dapat dipercaya) berhubungan dengan
konsistensi pengukuran yang digunakan sepanjang waktu; dan juga pertimbangan
ukuran berapa banyak kesalahan yang terlihat dalam pengukuran pada waktu
wawancara misalnya karena terlalu membandingkan dengan kandidat lainnya yang
sangat superior, tekanan waktu atau terpesona pada kempamuan pelamar
menciptakan impresi manajemen yang positif tetapi pada akhirnyatidak sesuai
dengan kenyataan dalam pelaksanaan pekerjaan. Yang dimaksud dengan validitas adalah sektor yang diberikan
pada waktu tes atau wawancara sesuai dengan kinerja pekerjaan yang nyata. Hasil
tes seseorang karyawan dikatakan valid, bila sekornya tinggi dan kenyataan di
lapangan memang sesuai. Metode seleksi
mungkin saja dapat dipercaya tetapi tidak valid, namun metode seleksi yang
tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid.
Beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam seleksi, yaitu:
a.
Surat-surat rekomendasi
Pada umumnya surat-surat rekomendasi tidak berkaitan dengan kinerja
pekerjaan karena semuanya mengandung pujian positif. Yang perlu diperhatikan
bagaimana isi rekomendasi yang terutama tentang sifat-sifat orang yang
direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi.
b. Format (borang) lamaran
Pada tahap ini perlu format buku formulir lamaran untuk mempermudah
penyeleksi mendapatkan informasi/ data ya lengkap dari calon karyawan. Banyak
perusahaan menggunakan format (borang)lamaran sebagai alat screening untuk menentukan apakah pelamar memenuhi spesifikasi
pekerjaan yang minimal. Borang itu secara khusus menerima informasi tentang
pekerjaan yang pernah dialami pelamar dan status pekerjaan yang sekarang,
contoh: format bio data sebagai salah satu dari format tersebut.
c. Tes Kemampuan (Test Kemampuan Akademik
=TPA)
Tes kemampuan adalah alat-alat yang menilai kesesuaian antara para pelamar
dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap
para pelamar dengan syarat yang telah ditetapkan. Tes ini ditujukan untjk
mendapat tenaga kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Tes ini untuk
mengukur tingkat kecerdasan (intelegence
test), kecekatan, kepribadian (personality
test), minat (interest test),
bakat (aptitude test), prestasi (achievement test) dan lain-lain.
d. Tes Potensi Akademik (ability test)
Beraneka macam tes
mengukur sejauh mana kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal dan
keterampilan kualitatif sampai pada kecepatan prestasi. Cognitive
ability test mengukur
kemempuan potensi pelamar yang pada area tertentu, misalnya matematika,
intelegensia. Hal ini merupakan predicator yang sah dari kinerja pekerjaan yang
mempunyai skor tinggi. Dalam cognitive
test diramalkanpelamar akan belajar lebih banyak dan lebih cepat serta
dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan keadaan.
e.
Tes Kepribadian (personality test)
Tes kepribadian menaksir
sifat-sifat (traits), karakteristik
pekerja yang cenderung konsisten dan bertahan lama. Tes ini paling banyak
digunakan untuk membuat keputusan seleksi karyawan sekitar tahun 1940-an dan
1950-an, tetapi saat ini jarang digunakan untuk meramalkan prilaku yang
berkaitan dengan pekerjaan karena diragukan reliability
dan validity-nya. Tes ini sering
dipersoalkan karena sifat-sifat adalah sebjektif dan tidak dapat dipercaya
serta tidak berkaitan langsung dengan kinerja pekerjaan. Alasan utama kurangnya
dukungan pada jenis tes ini, karena tidak ada kesepakatan umum terhadap ukuran
sifat-sifat. Banyak sifat-sifat dapat diukur dengan berbagai cara dan kurangnya
konsistensi juga akan menimbulkan masalah dengan realibility dan validaty-nya.
Namun hasil penelitian mutahir terhadap ukuran kepribadian telah menunjukan
bahwa kepribadian sesungguhnya cukup pantas untuk diukur dan direkapitulasi
terdiri lima dimensi.
Kelima faktor tersebut
sekarang ini secara luas diterima dalam bidang psikologi kepribadian yaitu:
Extroversion : tingkat seseorang dapat berbicara, bersosialisasi aktif
dan bergairah.
Agreableness :
tingkatan seseorang dapat dipercaya, ramah, harga, murah hati, toleransi,
jujur, dapat bekerja sama dan fleksibel
Conscientiousness : tingkatan seseorang dapat diandalkan, diorganisasikan,
mudah menyesuaikan diri san tekun pada tugas.
Emotional stability : tingkatan seseorang kokoh, tenang, mandiri dan otonomi.
Openess to experience : tingkatan seseorang itu dapat menjadi intelektual filosof,
penuh pengertian, kreatif, arstistik dan keingintahuan.
a. Tes Psikologi
Para pengusaha corporate, pengusaha retail, perdagangan eceran, perbankan
dan perusahaan jasa lainnya sejak lama menggunakan tes psikologi. Tes ini
dilakukan di atas kertas dan pensil untuk membuat para pelamar yang tak berguna
dan dianggap sering mencuri dalam pekerjaan. Namun pada saat ini banyak tes
psikologi yang dirancang untuk menganalisis apakah para pelamar mempunyai etika
kerja yang baik, dapat dimotivasi, atau sebaliknya dapat didikalahkan oleh
tantangan-tantangan pekerjaan. Oleh karena itu, melalui tes psikologi merupakan
alat untuk mengukur kepribadian atau temperamen, kemampuan logika dan
pertimbangan, pendapat dan kreativitas serta komponen-komponen keperibadian
leinnya.
b. Wawancara
Wawancara sebagai suatu
pertemuan dari individu yang berhadap-hadapan satu dengan lainnya. Wawancara
mempunyai tujuan yang khusus dan diselenggarakan dengan kesadaran untuk itu.
Berdasarkan pengertian di atas maka suatu wawancara baru terjadi apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Mengharuskan adanya pertemuan pribadi
(haus bisa saling melihat, saling mendengar suara masing-masing, saling
memahami bahasa yang dipergunakan) dan mengandung suatu sifat formal (dengan
pengertian bahwa pertemuan tersebut diadakan dengan suatu tujuan tertentu).
Proses seleksi merupakan
rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang
aka diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri
dengan keputusan penerimaan. Meskipun penerimaan akhir dilakukan oleh
departemen SDM sebagai hasil dari evaluasi para pelamar mengenai kesesuaian
potensi mereka melalui penggunaan prosedur-prosedur yang valid.
Seleksi merupakan
pelaksanaan fungsi SDM di banyak departemen SDM. Dalam perusahaan yang besar
fungsi SDM diserahkan langsung tanggung jawabnya pada departemen SDM. Dalam
perusahaa yang lebih kecil manajer SDM menangani tugas-tugas departemen SDM.
Departemen SDM seringkali dijadika sebagai alasan pokok dalam keberadaan
departemen itu karena proses seleksi memiliki sifat netral pada fungsi SDM.
Seleksi yang tidak tepat menjadikan departemen gagal mencapai sasaran yang
diinginkan. Oleh sebab itu, tak berlebihan bila dikatakan bahwa seleksi
sifatnya sentral pada keberhasilannya departemen SDM dan perusahaan. Suatu
perusahaan tidak mungkin akan maju dan berkembang tanpa memiliki SDM bagus yang
bekerja di dalamnya. Proses seleksi merupakan proses pengambilan keputusan bagi
calon pelamar untuk diterima atau ditolak. Banyak pertimbangan yang diperlukan
untuk memilih orang yang tepat. Pedoman pokok dalam mengadakan seleksi ialah spesifikasi
jabatan, karena dari situlah diketahui kualitas SDM yang dibutuhkan.
Dalam praktek seleksi
terdapat sejumlah alat/metode seleksi yang digunakan, yang sebetulnya telah
disinggung di atas, yang penggunaan dan tahapan pelaksanaannya oleh perusahaan
dapat berbeda-beda.
a. Penerimaan Pendahuluan (Prelimentary Reception)
Merupakan
penerimaan pendahuluan di mana calon diterima mendatangi perusahaan. Tahap ini
berfungsi bagi masing-masing pihak, yaitu pelamar dan perusahaan, untuk saling
melengkapi informsi mengenai masing-masing yang dilakukan melalui wawancara.
Pelamar dapat mengetahui lebih jauh apakah perusahaan yang dia lamar merupakan
pilihannya, dan perusahaan dapat melengkapi informasi mengenai si pelamar.
Fungsi lainya bagi perusahaan adalah sebagai proses penyaringan calon-calon
yang tidak sesuai dengan perusahaan. Bagi pelamar, dengan diperolehnya
informasi tambahan mengenai perusahaan, dapat melihat prospek kerjanya dan
menentukan apakah perusahaan tersebut merupakan pilihannya. Kalau dia merasakan
bahwa perusahaan tersebut menjadi pilihannya, mungkin seleksi selanjutnya akan
diikuti sehingga sebagaimana disinggung di atas, tahap ini merupakan proses
seleksi juga bagi pelamar untuk perusahaan tersebut.
b. Ujian Penerimaan (Employement Test)
Tes
ujian merupakan salah satu teknik yang luas di gunakan dalam proses pelaksanaan
seleksi. Tes ini dapat berupa tes tertulis atau tes praktek/simulasi. Tes
tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara calon diminta mendemonstrasikan
tindakan atau prilaku tertentu sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, misalnya
tes matematika untuk calon pegawai pembukuan, dan tes mengetik untuk pegawai
administrasi.
Jenis-jenis tes lainnya menurut M.T.E. Hariandja yang
dilakukan untuk menentukan calon pegawai sesuai dengan persyaratan kerja,
apakah tertulis atau praktek, sangat tergantung pada persyataran kerja. setiap
pekerjaan pasti memiliki persyaratan kerja yang berbeda, sehingga tes yang
dilakukan tes yang dilakukan, apakah tertulis atau tudak, sukar menentukannya.
Lebih lanjut secara umunn terdapat sejumlah tes yang dapat dilakukan oleh
beberapa perusahaan terhadap pekerjaan yang berbeda-beda, yaitu:
a. Psychological Test
Tes ini mengetahui
kepribadian atau tempramen seseorang. Ini juga sering disebut dengan
tes kepribadian. Tes ini dapat dilakukan secara tertulis melalui alat tes yang
mudah dikembangkan oleh para ahli. Demikian juga dengan tes praktek seperti
melalui apa yang disebut dengan Tematic
Apprecation Test, yaitu dengan cara menunjukan sebuah situasi dalam gambar
yang menggambarkan sejumlah orang sedang berbincang-bincang. Kemudian
dinyatakan persepsi calon karyawan tentang peristiwa tersebut dengan beberapa
kemungkinan jawaban seperti sekelompok orang yang sedang berdiskusi untuk
memecahkan masalah, sekelompok orang sedang berdiskusi, dan seorang atasan
sedang mengintruksikan sesuatu kepada bawahannya. Perbedaan jawaban akan
ditemukan dan jawaban tesebut mengindikasikan jenis kepribadiannya.
b.
Knowledge test
Tes ini untuk mengetahui
pengetahuan seseorang, misalnya pengetahuan mengenai ilmu tertentu. Tes ini
umumnya tertulis, tetapi untuk pengetahuan tertentu mungkin dapat dengan
praktek seperti pengetahuan mengenai bahasa tertentu.
c.
Performance Test
Sering pula disebut
dengan attainment test. Tes ini untuk mengetaui skill dan kemampuan pegawai pada saat
ini. Tes ini dapat dilakukan dengan tes tertulis atau praktek.
d.
Aptitude Test
Tes ini dapat mengetahui
potensi seseorang, untuk ditempatkan dalam pekerjaan tertentu atau untuk
dikembangkan.
d. Intelligence Test
Tes ini untuk mengetahui
kemampuan mental seseorang secara umum.
e. Medical Test
Tes ini untuk mengetahui kesehatan umum
seorang calon, apakah mendukung atau tidak dalam pelaksanaan pekerjaan.
f. Wawancara
Tes
wawancara adalah tes yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan, bahkan lebih
sering dilakukan dibandingkan dengan tes tertulis, sehingga sangat jarang
ditemukan sebuah perusahaan yang tidak menggunakan wawancara sebagai alat tes.
Selanjutnya, hasil penelitian menunjukan bahwa 90% perusahaan menggunakan
wawancara sebagai alat seleksi utama.
g. Penjelasan Pekerjaan Secara Realistis
(Realistic Job Preview)
Merupakan usaha
memberikan gambaran atau penjelasan mengenai realitas pekerjaan. Hal ini
diperlukan sebab ketika seorang pelamar memasuki organisasi, pelamar tersebut
akan memperoleh kesan tentang berbagai hal yang positif atau negatif mengenai
organisasi, misalnya akan mendapatkan gaji yang sangat besar, pekerjaan yang
menyenangkan, jam kerja yang ringan, beban kerja yang tidak berat, dan
lain-lain.
0 comments:
Post a Comment