Meningkatkan Investasi
Peningkatan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri
Perkembangan penanaman modal dalam PMA maupun PMDN selama tahun 2000 mengalami peningkatan dibandingkan dengan satu dan dua tahun sebelumnya, baik dari jumlah proyek maupun nilai investasinya. Dalam tahun 2000, Pemerintah telah menyetujui proyek PMA berjumlah 1.508 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 15,4 miliar. Apabila dibandingkan dengan persetujuan PMA tahun 1999 telah terjadi kenaikan jumlah proyek yang disetujui sebesar 29,5 persen dan nilai investasi sebesar 41,5 persen. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan persetujuan tahun 1998 telah terjadi kenaikan jumlah proyek yang disetujui sebesar 45,7 persen dan nilai investasi sebesar 13,6 persen.
Persetujuan investasi PMA tersebut jika ditinjau dari sebaran bidang usaha yang diminati oleh para investor pada tahun 2000 adalah Jasa Perdagangan 499 proyek, Jasa Lainnya 298 proyek, Industri Barang Logam 132 proyek, dan Industri Tekstil 107 proyek. Dari sisi jumlah investasi yang menonjol adalah Industri Kimia U$ 7,5 miliar, Perdagangan US$ 1,4 miliar, Angkutan, Gudang dan Telekomunikasi US$ 1,2 miliar dan Industri Barang Logam US$ 1,0 miliar.
Sedangkan penyebaran lokasi usaha yang diminati oleh investor berdasarkan lokasi investasi adalah DKI Jakarta dengan jumlah 734 proyek, Jawa Barat/Banten dengan jumlah 340 proyek, Jawa Tengah dengan jumlah 36 proyek, Nusa Tenggara Barat dengan jumlah 9 proyek , dan D.I. Aceh dengan jumlah 3 proyek.
Untuk proyek PMDN, pada tahun 2000 disetujui 354 proyek dengan nilai investasi Rp. 92,3 triliun. Apabila dibandingkan dengan persetujuan PMDN tahun 1999 telah terjadi kenaikan jumlah proyek yang disetujui sebesar 49 persen dan nilai investasi sebesar 72,4 persen. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan tahun 1998 terjadi kenaikan jumlah proyek yang disetujui dan nilai investasi masing-masing sebesar 9,3 dan 51,9 persen.
Ditinjau dari sebaran bidang usaha yang diminati oleh para investor pada tahun 2000 adalah Industri Kimia 46 proyek, Industri Makanan 45 proyek, Angkutan, Gudang dan Telekomunikasi 44 proyek dan Industri Barang Logam 43 proyek. Dari sisi jumlah investasi yang menonjol adalah Industri Kimia Rp. 56,4 triliun, Industri Makanan Rp. 9,2 triliun, Industri Kertas Rp. 8,7 triliun dan Industri Mineral Non Logam Rp. 3,5 triliun.
Sedangkan penyebaran lokasi usaha yang diminati oleh investor berdasarkan lokasi investasi adalah Jawa Barat/Banten dengan jumlah 95 proyek, DKI Jakarta dengan jumlah 85 proyek, Riau dengan jumlah 19 proyek, Sulawesi Selatan dengan jumlah 8 proyek, dan Kalimantan Selatan dengan jumlah 5 proyek.
Indikasi di atas memperlihatkan bahwa meskipun jumlah proyek dan nilai investasi mengalami kenaikan, namun bidang usaha yang paling diminati oleh pelaku penanaman modal saat ini merupakan bidang usaha dengan tingkat resiko yang relatif kecil. Disamping itu, pemilihan DKI Jakarta sebagai lokasi proyek PMA sedangkan PMDN di Jawa Barat/Banten lebih disebabkan karena DKI Jakarta dan Jawa Barat/Banten telah memiliki infrastruktur yang memadai dan relatif paling aman untuk berinvestasi. Kejadian-kejadian yang kurang baik dialami oleh beberapa perusahaan asing dan nasional yang relatif berskala besar di daerah tertentu mempunyai dampak negatif dalam upaya menarik investasi asing ke Indonesia.
0 comments:
Post a Comment