Metode Dempster-Shafer
merupakan suatu teknik yang mendukung proses pengambilan keputusan,
pertama kali diperkenalkan oleh Beynon, Curry dan Morgan di tahun 2000 dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Beynon, Cosker dan Marshall di tahun 2002.
Dalam metode ini, kriteria dan alternative keputusan disusun dalam bentuk
hirarki (hierarchical decision structure), seperti pada metode AHP.
Pembobotan terhadap decision alternative/group
alternative (DA) dilakukan terhadap seluruh alternative, kemudian penggabungan alternative antar
kriteria dilakukan dengan menggunakan dempster-shafer theory (DST).
Ada
berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi
pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara
lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan yang tersebut adalah akibat yang
seperti itu disebut dengan penalaran non
monotonis. Untuk mengatasi
ketidak konsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer.
Secara
umum teori Dempster-Shafer ditulis
dalam suatu interval. Belief dan
Plausibility
a. Belief
(Bel) adalah ukuran kekuatan
evidenc dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka
mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan
adanya kepastian.
b. Plausibility
(Pl)
dinotasikan sebagai :
Pl(s)
= 1 – Bel (⌐s)…..…………………. [2.2]
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika
yakin akan ⌐s, maka dapat dikatakan bahwa Bel(⌐s)=1, dan Pl(⌐s)=0. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discrement yang dinotasikan dengan θ. Frame ini
merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah
mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua evidence secara
langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi
densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun
juga semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θadalah 2n
. Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi
apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai : m{θ} = 1,0.
Apabila diketahui X adalah subset dari
θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ
dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1
dan m2 sebagai m3, yaitu
m3(Z) = 1 - ΣX∩Y= Ø m1
(X). m2(Y) .. . [2.3]
ΣX∩Y=Z m1
(X).
m2(Y).
Tujuanya adalah untuk mengkaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen
dari q .Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap
elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m
tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen q saja, tetapi juga semua
himpunan bagianya (sub-set).Sehingga jika q berisi n elemen, maka sub-set dari q berjumlah
2n. Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa jumlah semua densitas (m)
dalam sub-set q sama dengan 1.
Metode Dempster-Shafer
merupakan suatu teknik yang mendukung proses pengambilan keputusan,
pertama kali diperkenalkan oleh Beynon, Curry dan Morgan di tahun 2000 dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Beynon, Cosker dan Marshall di tahun 2002.
Dalam metode ini, kriteria dan alternative keputusan disusun dalam bentuk
hirarki (hierarchical decision structure), seperti pada metode AHP.
Pembobotan terhadap decision alternative/group
alternative (DA) dilakukan terhadap seluruh alternative, kemudian penggabungan alternative antar
kriteria dilakukan dengan menggunakan dempster-shafer theory (DST).
Dalam setiap proses pengambilan keputusan selalu ada minimal
satu kriteria dan lebih dari satu alternatif keputusan (decision alternative). Untuk mendapatkan suatu keputusan, setiap
alternative keputusan diberi nilai/bobot. Jika kriteria yang digunakan
lebih dari satu, maka pembobotan juga dilakukan untuk masing-masing kriteria.
Total nilai suatu alternatif diperoleh dengan menjumlahkan bobot alternatif
tersebut yang berasal dari seluruh kriteria.
Dalam memberikan bobot baik untuk alternatif maupun kriteria,
tentunya harus didasarkan pada data/informasi/pengetahuan yang memadai.
Pada kenyataannya, data/informasi/pengetahuan tidak selalu kita miliki,
sehingga bobot yang diberikan juga tidak berdasar, asal-asalan yang pada
akhirnya hasil/keputusan yang diambil tidak tepat. Metoda DS/AHP dikembangkan
untuk mengatasi permasalahan ini. Secara umum Teori Dempster –Shefer ditulis
dalam suatu interval :
[Belief, Plausibility]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan
evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka
mengidikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya
kepastian.
P(S)=
1 – Bel (-s)
Plausibility jika bernilai 0 sampai
1. Jika kita yakin akan –s, maka dapat dikatakan bahwa Bel(-s)=1, dan P1(-s)=0.
Pada teori Dempster-Shefer kita mengenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan 0. Frame ini merupakan
semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.
Misalkan :
Dengan :
A
= TBC ;
B
= Batuk Pilek ;
C = Radang Tenggorokan;
D
= Radang Paru- Paru;
Tujuan kita adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen 0. Tidak
semua evidence secara langsung
mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai contoh, infeksi hanya mungkin mendukung
(A,B,D). Untuk itu perlu adanya
probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan
elemen-elemen 0 saja, namun juga semua subset-nya. Sehingga jika 0 berisi n
elemen, maka subset dari 0 semuanya berjumlah
2. Kita harus menunjukkan bahwa jumlah semua m dalam subset 0 sama dengan 1. Andaikan tidak ada informasi
apapun untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai:
M
(0) = 1,0
Jika kemudian
diketahui bahwa Demam merupakan gejala dari TBC, dengan m=0,8, maka :
M (A,B,D) = 0,8
Terimakasih infonya, lihat juga http://tugasakhir.id/demo/sp-dempster-shafer/
ReplyDelete